Adik hebat.

Killa sudah berada di dekat panggung bersama Ghea. Kakaknya, Arka, berada di tak jauh dari tempatnya berdiri. Sebentar lagi Aji akan tampil. Membawa gitar dengan temannya yang akan bernyanyi. Killa sangat tidak sabar untuk melihat penampilan adiknya. Semalam Aji bercerita padanya kalau dirinya juga tidak sabar untuk memperlihatkan kemampuannya kepada dirinya dan semua orang. Aji juga berkata kalau dirinya juga ingin Mama dan Papa melihatnya. Namun, sayang sekali Mama dan Papa tidak bisa datang.

“Kil, gue ke belakang dulu deh. Mau gue rekam dari belakang,” ucap Ghea.

Killa mengangguk mengiyakan. Ghea pindah ke belakang, sekarang dirinya sendirian berdiri di dekat panggung. Tak lama kemudian, pembawa acara muncul dan memberitahu kalau sebentar lagi yang ditunggu-tunggu akan segera tampil. Killa tersenyum lebar, ia menyiapkan ponselnya untuk mengambil video penampilan adiknya.

Tepuk tangan meriah mulai terdengar ketika Aji dan temannya naik ke atas panggung. Killa mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk merekam adiknya. Penampilan pun dimulai dengan suara drum, kemudian disusul petikan senar gitar, dan lirik lagu yang mulai dinyanyikan.


Dari arah belakang, Aksara bisa melihat punggung gadisnya. Kakinya melangkah untuk mendekati Killa yang berdiri di dekat panggung sambil memegang ponselnya tinggi-tinggi. Aksara berdiri di samping Killa, namun sepertinya gadis itu tidak menyadari kehadirannya.

Hingga ketika Killa mulai oleng dan hampir terjatuh karena terdorong orang-orang, Aksara langsung menahan pinggul dan tangan Killa.

“Kamu gapapa?” tanya Aksara dengan wajahnya yang khawatir.

Killa mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara yang tidak asing untuknya. Ia berjengit karena Aksara yang sudah menolongnya. Dirinya tidak menyadari kalau Aksara berada di sampingnya.

Killa mengangguk, “aku gapapa. Kamu sejak kapan di sini?”

Aksara terkekeh, “daritadi. Tapi, kamu gak sadar.”

Killa menyengir, “maaf, ya. Soalnya aku fokus banget lihatin penampilan Aji.”

“Gak perlu minta maaf, sayang. Aku juga tahu kok kalau kamu lagi fokus rekam penampilan Aji,” ucap Aksara. Ia berdiri di belakang Killa untuk menjaga gadisnya dari belakang, agar tidak ada seorangpun yang bisa merecoki gadisnya.

Penampilan mulai menuju ke akhir. Semuanya bertepuk tangan ketika penampilannya sudah selesai. Di atas panggung sana, Aji tersenyum lebar. Tersenyum dengan bangga karena sudah menunjukkan bakatnya di depan banyak orang. Ia membungkukkan badannya, mengucapkan kata terimakasih berulang-ulang kepada orang-orang yang sudah menonton penampilannya.

Aji turun dari panggung setelah memberi selamat kepada temannya karena sudah menampilkan dengan baik. Ia memperhatikan ke sekitarnya untuk mencari kakak-kakaknya. Matanya tertuju pada gadis berambut panjang dengan laki-laki yang berdiri di belakangnya. Aji melangkahkan kaki panjangnya mendekati kakaknya dan kekasih kakaknya.

“Kak Killa!” panggil Aji.

Killa tersenyum, ia melambaikan tangannya. “Aji, keren banget kamu! Kakak bangga sama kamu!” Tangannya direntangkan untuk memeluk sang adik.

Aji berhamburan ke dalam pelukan Killa. Memeluk kakaknya dengan erat, tak lupa senyumnya yang masih terpampang nyata di wajahnya. Killa mengusap punggung Aji dan mengusap rambut adiknya dengan lembut. Setelah itu keduanya melepaskan pelukannya.

Aji menatap Arka yang berjalan ke arah mereka. Kemudian keduanya saling berpelukan. Arka mengucapkan kata selamat dan pujian kepada Aji. Tentunya Aji terlihat sangat senang, bahkan ia langsung memeluk kedua kakaknya sekaligus.

“Eh iya, lupa ada bang Aksa, hehe.” Aji menyengir setelah melepaskan pelukannya, ia lupa kalau ada Aksara di sini.

“Lu kan sukanya kayak gitu,” ucap Aksara.

“Hehe, maaf, bang,” kata Aji.

“Selamat, cil. Keren lo main gitarnya, kapan-kapan duet dong sama gua,” ucap Aksara sambil memeluk Aji sekilas.

“Gampang, tinggal atur aja,” kata Aji.

“Gak usah banyak gaya deh kamu, Ji,” sahut Arka yang ditertawakan oleh Killa.

Aji mendengus, “apa, sih, kak!”

“Udah sana kamu sama temen-temen kamu aja,” ucap Killa.

“Jangan lupa nanti kasih aku hadiah soalnya aku udah keren hari ini!” ucap Aji sebelum berlari meninggalkan ketiga orang yang hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkahnya.