Aku khawatir
Suasana kantin saat ini cukup sepi, mengingat ini masih jam pelajaran. Tidak banyak siswa yang berkeliaran di sekitar kantin. Kecuali anak-anak yang kelasnya sedang jam kosong. Sekarang Killa sedang menghabiskan nasi gorengnya dengan Aksara yang sedari tadi menatapnya tanpa berpaling. Sejujurnya Killa tidak suka diperhatikan ketika sedang makan. Namun, Aksara terlihat menyeramkan karena laki-laki itu menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.
Killa meletakkan sendok yang ia pegang ketika nasi gorengnya sudah habis. Diraihnya segelas teh hangat lalu ia minum perlahan-lahan. Ia menatap Aksara yang masih menatapnya, gadis itu menghela napas. “Jangan natap aku mulu, dong!” seru Killa.
Akhirnya Aksara tidak menatapnya lagi. Laki-laki itu malah beralih menatap ponselnya dan memainkannya tanpa menghiraukan Killa. Gadis itu merengut kesal, sekarang malah dirinya dicuekin oleh kekasihnya. Killa mengetuk jarinya di meja sambil memperhatikan Aksara. Laki-laki itu terdiam tanpa suara sambil memainkan ponselnya. Karena merasa bosan, akhirnya Killa memilih untuk kembali ke kelasnya.
“Mau ke mana?” tanya Aksara.
“Ke kelas,” jawab Killa tanpa menatap Aksara.
Aksara menarik lengan Killa dengan lembut, membuat gadis itu kembali terduduk di bangkunya. “Di sini dulu,” ucap Aksara.
“Kamu daritadi cuma main HP aja, ngapain aku di sini? Mending aku ke kelas,” ucap Killa.
“Maaf, tadi Bibi chat aku,” jelas Aksara. “Pusing, gak?” tanyanya. Killa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
“Jangan bohong,” ucap Aksara.
“Dikit,” cicit Killa tanpa berani menatap Aksara.
“Ke UKS aja, kamu istirahat dulu. Nanti aku izinin,” ujar Aksara.
“Nanti aku ketinggalan pelajaran, dong?” ucap Killa dengan wajah cemberutnya.
“Gapapa, sayang. Nanti kan bisa tanya Ghea,” kata Aksara.
“Tapi—”
“Kil, nurut, ya? Daripada nanti kamu pingsan di kelas, emang kamu mau?” tanya Aksara.
Killa menggeleng, “enggak.”
“Nah, ya udah. Mau jalan sendiri atau aku gendong sampai UKS?” tanya Aksara dengan senyum menggodanya.
Killa mendengus, “jalan sendiri!” Kemudian Killa berdiri dari duduknya dan meninggalkan Aksara.
Aksara tertawa, “neng, tungguin Aa’, dong!” Laki-laki itu melangkahkan kakinya, menyusul Killa yang sudah jauh beberapa langkah darinya.