Cute
Anora melangkahkan kakinya menuju lobby apartemen-nya. Hanya memakai celana pendek, kaos, dan rambutnya yang ia gerai. Wajahnya tidak dipoles apa-apa, terlihat natural. Anora menghela napas ketika melihat siluet punggung Nathan dari kejauhan. Anora melangkah mendekat, tangannya menenteng kotak berisi cupcake milik Kevin.
“Nath,” panggil Anora.
Merasa ada yang memanggilnya, Nathan membalikkan tubuhnya. Nathan tersenyum ketika melihat Anora di hadapannya, “Hai.”
“Nunggu lama, ya?” tanya Anora. Ia menyerahkan kotak yang ia bawa ke Nathan, Nathan menerimanya. Laki-laki itu memperhatikan kotak di tangannya. Aroma manis tercium meski cupcake-nya berada di dalam kotak yang tertutup.
Nathan menggeleng, “Enggak. Maybe only 10 minutes i waited.”
“Itu lama, tau! Maaf, ya. Tadinya mau ganti baju dulu, soalnya aku kayak gembel. Tapi, kalau ganti baju dulu, nanti kamu nunggunya kelamaan,” ucap Anora dengan wajah cemberut.
Nathan tertawa, “Gapapa, Ra. Mau kamu datangnya selama apa pun, bakalan aku tungguin, kok.”
Ucapan Nathan sukses membuat Anora merasa salah tingkah. Jantungnya berdetak kencang, apalagi ketika melihat Nathan tersenyum ketika mengucapkannya. Anora meremas kaosnya, ia menggigit bibir bawahnya. Matanya melihat-lihat ke arah lain, asal tidak melihat ke arah Nathan.
“Hey, kok ngelamun?” Nathan menjentikkan jarinya di depan wajah Anora. Anora mengerjapkan matanya, ia menyengir.
“Ini mau langsung pulang? Atau mau mampir dulu? Eh– maksudnya, mau aku minum dulu atau apa gitu?” ucap Anora dengan gugup.
Nathan merasa gemas dengan tingkah Anora, ia tersenyum. Nathan menggeleng pelan, “Gak usah, Ra. Aku langsung balik aja. Next time kita bisa ngopi bareng atau ke mana aja deh, haha.”
Anora terkekeh, “Okay, hati-hati di jalan, ya. Kapan-kapan kita pergi jalan bareng.”
“See you again?” Nathan menaikkan sebelah alisnya.
Anora meremas kaosnya karena merasa gugup, ia tersenyum. “See you, Nath.”
Nathan melambaikan tangannya, ia melangkahkan kakinya menjauh. Anora mengibaskan tangannya di depan wajahnya, wajahnya terasa panas. Entah karena salah tingkah atau karena hal lain. Anora membalikkan tubuhnya, ia terkejut melihat Nathan yang masih diam berdiri tak jauh darinya. Anora pikir, Nathan sudah pergi. Anora merasa malu, ia langsung berlari menuju lift. Nathan yang melihatnya hanya terkekeh gemas.
“She's cute.”