Es krim rasa vanilla untuk Adira

Kini keduanya sedang mengantri membeli es krim untuk Adira. Gadis itu terlihat sangat senang karena di belikan es krim oleh Jinan. Bagaimana tidak senang? Es krim itu salah satu kesukaannya.

Mbak, es krim rasa vanilla satu, ya,” ucap Jinan.

Setelah mendapatkan es krimnya, keduanya pergi ke eskalator untuk turun ke lantai dasar. Karena keduanya berada di mall.

Adira memakan es krimnya dengan perasaan yang senang, sampai tidak sadar kalau ia makan dengan belepotan. Jinan yang melihatnya terkekeh, lalu mengambil tisu yang ada di tasnya dan mengelap bibir Adira menggunakan tisu.

Adira terdiam karena ia terkejut dengan perilaku Jinan, ia mendadak salah tingkah. Sebab wajah keduanya sangat dekat.

Jinan selesai membersihkan noda es krim yang ada di bibir Adira, ia menjauhkan dirinya lalu mengacak rambut Adira dengan gemas.

Makannya pelan-pelan aja, gak bakal gue minta kok,” ucap Jinan.

Hehe, makasih.” Adira tersenyum.

Lo lucu banget deh, kayak anak kecil. Gemes,” kata Jinan.

Idih, gue udah SMA! Bukan anak kecil lagi,” kata Adira dengan ekspresi wajah tidak terima.

Anak SMA apanya? Masih kecil gini kok,” ejek Jinan.

Ih, Jinaaann!” rengek Adira.

Jinan mati-matian menahan senyumnya saat Adira merengek padanya. Ah, itu sangat menggemaskan di matanya. Jinan tidak sanggup melihat kegemasan Adira.

Lo jangan gemes-gemes dong.” Jinan mengalihkan pandangannya, menatap ke arah lain. Asal tidak menatap Adira.

Adira menatap Jinan dengan tatapan bingung, “gue diem aja deh? Gak jelas deh lo.

Ish, lo tuh kalau diem aja juga gemesin! Kenapa sih lo bisa gemes banget? Pengen gue karungin.

Adira yang mendengarnya tersenyum malu-malu, pipinya memanas. Jinan itu selalu saja bisa membuat Adira salah tingkah dengan wajah yang memerah. Adira langsung buang muka dan lanjut memakan es krimnya.

Kini Adira dan Jinan sudah berada di lantai dasar, keduanya keluar dari mall dan pergi ke parkiran.


Adira turun dari motor Jinan dan memberikan helm yang ia pakai kepada Jinan. Gadis itu mengambil semua belanjaannya.

Makasih ya udah nemenin gue, makasih juga udah traktir gue,” ucap Adira sambil tersenyum.

Jinan mengangguk, “sama-sama. Lain kali kalau mau pergi lagi tapi gak ada yang nganter, bilang ke gue aja.

Tapi nanti ngerepotin lo.

Gak kok, Jinan selalu siap 24 jam buat Adira.

Adira tertawa, “ada-ada aja. Ya udah, gue masuk dulu, ya. Lo hati-hati di jalan.

Jinan mengangguk. Adira berbalik dan membuka gerbang rumahnya. Jinan sepertinya melupakan sesuatu, sehingga ia memanggil Adira.

Adira!

Adira sontak berbalik dan menatap Jinan dengan tatapan bertanya.

I love you! Wait for me.

Demi semesta dan seisinya, Adira benar-benar di buat lemah oleh laki-laki bernama Jinan Rasendriya. Laki-laki itu selalu bisa membuat hatinya luluh dan membuat dirinya tidak berdaya hanya dengan kata-kata manis yang keluar dari mulutnya.

Katakan Adira lemah, tapi itu kenyatannya. Padahal Jinan hanya berkata demikian, dirinya sudah kepalang senang. Senangnya itu berkali-kali lipat.

Adira tidak membalas ucapan Jinan, ia langsung masuk ke rumahnya dengan jantung yang berdetak kencang. Sedangkan Jinan, ia tau kalau Adira sedang salah tingkah. Maka dari itu, ia memakluminya kalau Adira tidak membalas perkataannya.

Jinan bergegas meninggalkan area rumah Adira, dengan perasaan bahagia yang benar-benar membuncah. Sama dengan halnya Adira yang merasakan hal yang sama.