Gantungan kunci
Setelah melihat respon di base sekolah, Orel hanya bisa terdiam. Karena memang benar kalau gantungan kunci miliknya ada pada Rajendra Aditama. Dan sekarang Orel dan Rajendra ada di jarak yang di bilang tidak cukup jauh.
Karena Orel tau kalau teman-teman Rajendra melihat Carlo dan Jielo. Sekarang Orel hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk meminta kembali gantungan kuncinya.
“Gimana? Udah ada yang liat di base?” tanya Caca.
Orel mengangguk, “ada di kak Rajendra.”
“Hah?! Serius lu?! Terus gimana?” tanya Caca dengan hebohnya.
Orel menggeleng, “gak tau.”
“Itu orangnya ada di sana, minta aja,” ujar Carlo.
“Gak gampang ya, anjir! Gue malu,” kata Orel.
“Kayak punya malu aja,” cibir Jielo.
Rajendra sedang memainkan ponselnya, ia melihat tweet base sekolahnya. Haikal yang tadi memberitahunya, kalau gadis itu mencari gantungan kunci yang sekarang ada pada dirinya.
“Kasian tuh anaknya nyariin,” kata Haikal. “Mending lu balikin sekarang, mumpung orangnya ada di sini.”
Jendra mengangguk, “bener tuh kata Haikal.”
“Temenin deh,” kata Rajendra.
Rajendra menatap Orel dan teman-temannya yang hendak pergi, ia langsung beranjak dan memanggil Jielo. Karena ia tidak mengenal Orel.
“Jielo!” panggil Rajendra.
Sontak Jielo dan teman-temannya berhenti, Jielo tersenyum lalu melakukan tos dengan Rajendra dan teman-temannya.
“Kenapa, bang?” tanya Jielo.
“Temen lo ada yang nyariin gantungan kunci?” tanya Rajendra.
Sedangkan Orel yang merasa dirinya di sebut, hanya bisa terdiam di balik tubuh tinggi Jielo.
Jielo menoleh ke arah Orel, lalu mengangguk. “Iya, nih anaknya.” Jielo menunjuk Orel.
Orel tersenyum kikuk, “g–gue, kak.”
Rajendra tersenyum lalu memberikan gantungan kuncinya pada Orel, “ini kemarin jatuh pas lo gak sengaja nabrak gue. Tadinya mau gue titipin ke bang Manuel, tapi lupa terus.”
“Ah, makasih, ya. Gue kira ilang,” ucap Orel.
Rajendra mengangguk, “kalau gitu, kita duluan deh, ya. Kapan-kapan main bareng, Jie.”
Rajendra dan teman-temannya pun pergi dari sana. Orel pun menghela nafasnya lega. Ia sangat gugup karena pertama kalinya berbincang dengan Rajendra. Meski singkat, tapi obrolan mereka sangat membekas di ingatan Orel.