Gemes katanya
Kini keduanya sudah sampai di parkiran. Di sepanjang menuju ke parkiran, Jinan terus menggandeng tangan Adira. Katanya agar tidak jatuh. Padahal Adira masih bisa berjalan tegap dengan benar. Perutnya yang sakit, bukan kakinya.
Tapi, Adira senang. Jantungnya rasanya ingin meledak karena tangan Jinan yang menggenggam tangannya.
“Lepas dulu gandengannya, gimana gue mau pakai helmnya kalau kayak gini?” ucap Adira.
Jinan terkekeh, ia melepaskan gandengannya. Lalu membantu Adira memakaikan helmnya.
Jinan mengantar Adira pulang. Ini sudah ke enam kalinya Jinan mengantar Adira pulang semenjak hari itu. Adira juga mulai terbiasa dengan segala sikap Jinan.
Sekarang, mereka berada di depan rumah Adira. Adira turun dari motor Jinan, laki-laki itu tersenyum melihat Adira yang sedang membenarkan rambutnya yang berantakan.
“Jangan di liatin, malu!” seru Adira sambil menutup wajahnya dengan sebelah tangannya.
Jinan terkekeh lalu menarik tangan Adira yang menutupi wajahnya, “jangan malu.”
“Lo suka banget sih liatin muka gue?” tanya Adira.
“Soalnya lo cantik, Adiraaa.” Jinan berucap demikian.
Adira tersenyum, “bisa aja lo gombalin cewek.”
“Gue gak gombal, tau! Gue serius,” kata Jinan.
“Iya deh iya, sana pulang,” ucap Adira.
“Ini juga mau pulang.” Jinan bersiap untuk menyalakan kembali mesin motornya.
Sebelum itu, laki-laki itu memberikan senyum manisnya pada Adira. Adira hanya membalasnya dengan senyuman yang tak kalah manis.
“Gue pulang duluan, ya. Nanti kalau perutnya sakit, chat gue aja. Biar gue dateng ke rumah lo,” ujar Jinan.
“Oh iya, satu lagi”
Adira menunggu Jinan berkata lagi, gadis itu mengangkat sebelah alisnya karena Jinan tak kunjung membuka suara lagi.
“Lo gemes.”
Setelah berucap demikian, laki-laki itu langsung menjalankan motornya. Meninggalkan Adira yang sedang salah tingkah, wajahnya memerah.
Adira langsung cepat-cepat masuk ke dalam rumahnya, ia menahan diri untuk tidak berteriak.
“JINAN SIALAN, BISA AJA LO BIKIN GUE SALTING.”
“ADIRA, BOCAH SINTING. SUARA LO KEDENGERAN SAMPAI RUMAH GUE.” itu suara Javiro.