Getting you back.
Adira sudah datang ke salah satu cafe yang Jinan bilang padanya. Tempat itu terbilang cukup sepi. Bahkan tidak ada satupun seseorang di dalamnya. Adira masuk perlahan ke dalam cafe. Di dalam sangat gelap, hanya ada lilin yang menjadi penerang. Semua ini membuat Adira merasa dejavu. Hal yang sama dengan beberapa tahun yang lalu, ia masih mengingatnya dengan jelas.
Adira duduk di kursi yang disediakan di sana. Benar-benar hanya ada satu meja dan dua kursi. Adira menunggu Jinan datang, entah kapan laki-laki itu akan datang. Adira menatap sekelilingnya, ingatannya kembali membawanya ke masa lampau. Ia tersenyum sekilas. Adira tersentak ketika lampu tiba-tiba menyala. Ia menatap lurus ke depan. Jinan tersenyum ke arahnya dengan gitar di pangkuannya.
Suara petikan gitar mulai terdengar. Mengalun dengan indahnya membentuk sebuah melodi. Adira tersenyum, ia menatap Jinan tanpa berkedip.
Come up to meet you, tell you I'm sorry You don't know how lovely you are I had to find you, tell you I need you
Suara Jinan yang bernyanyi mulai terdengar. Suaranya sangat lembut, suara yang dulunya menjadi favorit Adira. Kini kembali terdengar lagi. Suaranya yang indah itu mengalun melewati indera pendengarannya. Lirik demi lirik Jinan nyanyikan dengan baik, bahkan matanya menatap lurus ke arah Adira.
Oh, take me back to the start I was just guessing at numbers and figures Pulling the puzzles apart Questions of science, science and progress
Malam ini, gadis yang sedang duduk tak jauh darinya itu tampak sangat cantik dengan balutan dress warna putih yang senada dengan kemeja putih miliknya. Rambutnya yang dibiarkan tergerai, menambah kesan cantik pada gadis itu. Bulu matanya yang lentik selalu berhasil membuat Jinan tertarik. Senyumnya ketika petikan gitar terdengar, senyuman yang selalu ia rindukan. Senyuman yang dulu selalu ditunjukkan untuk dirinya.
But tell me you love me, come back and haunt me Oh and I rush to the start Running in circles, chasing our tails
Harapan untuk kembali bersama gadis itu selalu terpikirkan olehnya. Patah hatinya ketika gadis yang ia cintai akan menikah dengan orang lain beberapa bulan yang lalu. Lukanya yang belum sembuh kembali ditambah. Harus merelakan gadis yang ia cintai untuk orang lain, seketika semua harapannya pupus. Tidak ada lagi harapan yang bisa ia impikan lagi. Pandangannya menjadi buram karena air mata yang tiba-tiba menumpuk di sudut matanya, ia merasakan kesedihan yang mendalam ketika mengingat masa lalu.
Coming back as we are Nobody said it was easy Oh, it's such a shame for us to part Nobody said it was easy No one ever said it would be so hard I'm going back to the start
Dan sekarang harapannya tumbuh kembali. Memulai semua usaha yang ia lakukan dari beberapa hari yang lalu. Lama. Karena semua membutuhkan proses. Dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengatakannya sebelum semuanya terlambat seperti dahulu. Jinan tersenyum ketika berhasil menyelesaikan lagu yang ia nyanyikan. Laki-laki itu meletakkan gitarnya di tempat semula. Ia berdiri dan mendekati Adira. Sedikit gugup karena sudah lama ia tidak merasakan hal seperti ini. Kupu-kupu yang dulu sirna, kini kembali lagi.
Adira berdiri di hadapan Jinan, ia tersenyum dengan tulus ketika laki-laki di depannya itu menggenggam tangannya.
“Setelah semuanya yang kita lalui, setelah sebelumnya gak ada harapan buat bersatu lagi, dan sekarang adalah waktunya. Adira, gimana kalau aku yang isi hari-hari kamu lagi? Gimana kalau aku yang bikin kamu ngerasain kupu-kupu lagi? What if I become your lover? Do you want it or not?” ucap Jinan.
“This feeling is still the same. So, I said yes. I want you to be my lover again,” ucap Adira.
“Serius?” tanya Jinan dengan mata yang membulat karena tidak percaya.
Adira mengangguk, “iya, Jinan. Aku kayaknya jahat banget karena udah kayak gini ke kamu sama Javiro. Tapi, aku gak bohong kalau aku masih suka sama kamu.”
Jinan menggeleng, “kamu gak jahat. Ini perasaan kamu sendiri, kita gak bisa atur. Jadi, sekarang kamu pacar aku?”
Adira mengangguk, “iya!”
Jinan tersenyum, ia menarik Adira ke dalam pelukannya. Laki-laki itu menghembuskan napas lega. Akhirnya gadisnya kembali pada dirinya lagi. Gadisnya menjadi miliknya lagi setelah beberapa tahun mereka berpisah. Perasaan mereka masih sama. Meski terdengar jahat karena Adira sempat bersama Javiro, namun sekarang sudah berubah. Tidak ada lagi seseorang yang akan menghancurkan hubungan mereka. Harapan mereka hanya tetap bersama-sama sampai mereka tua nanti. Ya, semoga.