Goodbye our greatest princess.

‘Kamu dan kenangan’ oleh Maudy Ayunda.

Pemakaman di lakukan pada pukul 8 pagi. Semua keluarga serta kerabat dekat datang untuk mengantar Arina ke tempat peristirahatan terakhir. Semua orang merasa sedih dan juga merasa kehilangan. Bahkan Reina masih menangis sampai sekarang, ia masih belum bisa menerima kalau sahabatnya telah pergi. Meila juga menangis karena ia masih merasakan penyesalan yang amat dalam. Jihoon dan Asahi berusaha untuk tegar, keduanya tidak ingin menangis lagi karena Arina pasti akan marah pada mereka.

Pemakaman sudah selesai di lakukan, semua orang sudah pulang dari pemakaman. Hanya tersisa Jihoon dan Asahi yang masih berdiri di dekat makam Arina.

Sa, lo gak pulang?” tanya Jihoon.

Asahi menggeleng, “gue pulangnya nanti aja. Gue masih ada di sini.

Jihoon mengangguk, “gue pamit pulang deh. Lo jangan kelamaan di sini, kayaknya bentar lagi hujan.” Asahi mengangguk mendengar ucapan Jihoon. Jihoon berjongkok di dekat makam Arina dan mengusap nisan yang bertuliskan nama adiknya, “dek, kakak pulang duluan, ya. Kamu istirahat yang tenang di sana. Tungguin kakak, ya? Doain kakak bisa cepet-cepet wisuda. Bahagia di sana ya, dek? Nanti kakak bakalan sering ke sini.

Jihoon mengusap air matanya yang sempat turun, ia kembali berdiri. Jihoon menatap Asahi, ia menepuk bahu Asahi berulang kali. Asahi hanya tersenyum. Jihoon pergi meninggalkan Asahi sendirian.

Sekarang giliran Asahi, ia berjongkok di dekat makam Arina. Ia mengusap nisan yang bertuliskan nama Arina. Asahi menangis lagi. Ia tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi. Ia tidak sanggup.

N-na.” Asahi berucap dengan bibir yang bergetar.

Asahi menarik nafasnya sejenak, “sekarang kamu udah tenang di sana, kamu udah gak ngerasain sakit lagi, kamu udah bebas. Gimana rasanya? Pasti kamu seneng, kan?

Aku mau bilang makasih buat kamu, makasih ya udah jadi pacar aku. Maaf belum bisa ngajakin kamu buat ketemu sama Bunda. Tapi Bunda kemarin lihat kamu.” Asahi menangis saat mengucapkan kalimat terakhir.

Kata Bunda, kamu cantik. Kamu emang cantik, Na. Kamu cantik banget. Makanya aku beruntung bisa jadi pacar kamu, karena pasti banyak cowok di luaran sana yang suka sama kamu.

Na, waktu berjalan dengan cepat, ya? Sampai akhirnya kamu pergi jauh ninggalin aku sendirian. Tapi gapapa, asal kamu bahagia dan gak ngerasain sakit lagi. Aku gapapa.

Dan hari ini adalah anniversary kita. Happy anniversary, Arina. Makasih untuk 8 bulannya. Makasih buat semua kenangannya, makasih banyak. Aku cinta sama kamu.

Asahi menutup wajahnya, ia terisak di sana. Ia menangis sejadi-jadinya. Hari ini bertepatan dengan hari jadi mereka berdua. Rasanya Asahi ingin menghapus tanggal ini karena ini adalah hari yang menyakitkan untuknya.

Na, aku ikhlas. Aku ikhlas kamu pergi. Bahagia di sana, ya? Aku sayang kamu. Aku pulang dulu ya, cantik? Nanti aku bakalan sering dateng ke sini.

Goodbye, my love.