Graduation

Semua hadirin bertepuk tangan dengan meriah. Suasana di sana sangat menyenangkan dan juga meriah. Kailee tersenyum ke arah keluarganya dan juga Kalilo. Berjalan dengan hati-hati karena dirinya memakai high heels yang membuatnya susah berjalan.

Congratulations, anak Mama. Happy graduation, ya, nak. Mama bangga sama kamu,” ucap Amira sambil mengecup pipi anaknya.

“Makasih, Ma.”

“Selamat, anak Papa. Proud of you, nak,” ucap Irwan sembari menepuk bahu Kailee.

Kailee tersenyum, “Makasih, Pa!”

“Widih, adek gua udah lulus SMA aja. Congrats, adekku sayang,” ucap Jericho sembari merangkul bahu Kailee.

Congrats, dek. Bentar lagi lo kuliah, semangat dong. Nanti gua kasih hadiah pas di rumah,” ucap Raiel.

“Makasih, ya, Abang sama Kakak. Lo jangan lupa kasih gue hadiah!” ucap Kailee, menunjuk Jericho yang sedang menyengir.

Jericho mendengus, “Iya, buset. Ntar gua kasih hadiahnya ke lo.”

“Oke. Singkirin tangan lo! Gue mau nyamperin pacar gue,” kata Kailee.

“Buset dah. Iye dah iye, sono samperin pacar lu.” Jericho melepaskan rangkulannya di bahu Kailee.

Kailee berjalan beberapa langkah untuk menghampiri Kalilo. Laki-laki tersenyum, meraih pinggang Kailee dan merangkulnya agar lebih dekat dengan dirinya.

Congratulations, babe,” bisik Kalilo.

Kailee tersenyum, “Makasih, Ilo!”

“Bunga sama hadiahnya masih di mobil aku. Nanti pulangnya sama aku, ya? Kita rayain berdua,” ucap Kalilo.

Kailee mengangguk, “Boleh. Nanti aku bilang ke Mama sama Papa.”

Kalilo tersenyum. Ia menundukkan kepalanya, melihat ke arah kaki Kailee. Ia meringis melihat high heels yang dipakai Kailee. Kemudian ia kembali mendongak, menatap kekasihnya yang sedang membalas sapaan orang-orang yang melewati keduanya.

“Sayang, kaki kamu sakit gak pakai itu? Gak mau ganti jadi sneaker aja?” tanya Kalilo.

“Pegel, sih. Tapi, aku gak bawa sepatu,” jawab Kailee.

“Aku bawa buat jaga-jaga. Aku ambil dulu, ya? Nanti aku balik lagi ke sini. Kamu tunggu sebentar,” ucap Kalilo. Tanpa berlama-lama ia langsung keluar dan pergi ke parkiran untuk mengambil sepatu yang sengaja ia bawa untuk dipakai Kailee.

Tak berselang lama, Kalilo kembali dengan sepasang sepatu di tangannya. Ia menyuruh Kailee untuk berganti dan memasukkan high heels yang tadi Kailee pakai ke dalam paper bag.

“Mau foto-foto gak? Kita foto berdua,” tawar Kalilo.

Kailee mengangguk dengan cepat, “Mau! Ayo, kita foto berdua buat kenang-kenangan.”

Kalilo terkekeh, “Gemes banget, sih. Aku cari orang dulu buat fotoin kita, yaa.”

“Eh, gak usah. Suruh Kak Jericho aja.”

“Yakin dia mau?”

“Mau, lah! Kak Jericho, cepetan ke sini! Fotoin kita berdua.”

“Ya elah, jadi tukang foto dadakan. Cepetan sana pose,” ujar Jericho sembari mengangkat kamera yang ia bawa.

Kalilo tertawa, sedangkan Kailee hanya menjulurkan lidahnya. Keduanya mulai berpose dan berfoto-foto bersama. Beberapa foto yang mereka ambil bersama, cukup membuat tangan Jericho pegal. Setelah berfoto-foto, Kailee bergantian foto dengan teman-temannya. Acara itu dimulai sampai siang hari. Sesuai dengan perkataan Kalilo, dia dan Kailee pulang bersama untuk merayakan kelulusan Kailee.