Hi, bestie. We made it through together. We've graduated! And I miss you so much.

Reina and Yedam, someone who misses their best friend.

4 tahun kemudian.

Reina dan Yedam sudah menyelesaikan skripsinya. Mereka sudah lulus. Keduanya lulus bersamaan dan wisuda bersama. Reina mendapatkan nilai cumlaude 3,6 dan Yedam 3,7. Keduanya merayakan hari bahagia ini bersama-sama. Meski mereka merasa ada yang kurang, mereka tetap menunjukkan wajah bahagia mereka.

Saat acara wisuda, keduanya saling berfoto bersama, di tengahnya ada foto Arina yang sedang tersenyum. Mereka berhasil. Mereka berhasil lulus bersama dan merayakan wisuda bersama-sama. Setelah acara wisuda tadi, keduanya pergi ke makam Arina. Makam sahabat keduanya. Mereka juga membawa sebuket bunga mawar untuk Arina.

Itu 4 tahun yang lalu. Sekarang, mereka sudah menjadi orang yang sukses. Mereka telah mewujudkan cita-cita mereka dan semua impian mereka. Reina sekarang menjadi desainer yang terkenal. Yedam menjadi CEO di perusahaan Ayahnya dan mempunyai caffe yang terkenal. Keduanya sukses besar. Itu juga karena tekad mereka pada sahabatnya.

Arina, apa kabar? Gue kangen banget sama lo,” ucap Reina sambil berjongkok di samping makam Arina. Di sampingnya ada Yedam yang juga ikut berjongkok.

Gue udah jadi desainer! Gue juga udah punya butik, gue desaign baju-baju bagus, gue juga desaign baju buat kita bertiga. Tapi sekarang yang bisa pake cuma gue sama Yedam. Coba aja lo di sini, pasti lo bakalan suka sama baju yang gue buat!” Reina bercerita dengan bahagianya, ia tersenyum saat menceritakan semuanya.

Jahat banget lo, Na. Katanya kita bakalan wisuda bareng? Tapi lo malah pergi duluan. Gak asik,” ucap Reina.

Gue bosen tauuu gak ada lo. Mana sekarang gue sama Yedam mulu, kan bosen!” keluh Reina.

Heh, harusnya lo bersyukur ya masih ada gue!” sahut Yedam.

“Ih, apaan sih! Gue sih bersyukur, tapi gue bosen tau!*” seru Reina.

Bahkan di saat seperti ini, mereka masih sempat bertengkar.

Na, sekarang gue jadi CEO. Gue juga punya caffe, lumayan terkenal lah. Kayak butiknya si Reina. Kita udah sukses, Na. Lo pasti bangga kan sama kita? Pasti dong. Sahabat lo ini keren banget, Na. Lo harus bahagia di sana!” ujar Yedam.

Sekarang Reina sudah menangis sesenggukan. Ia menangis karena perkataan Yedam dan juga merindukan sahabatnya. Yedam juga ikut menangis, namun tidak sekeras Reina. Ia berusaha untuk tegar dan menenangkan Reina. Yedam mengusap bahu Reina, ia memeluk gadis itu dan berusaha untuk menenangkannya.

Na, kita udah tunangan ... Lo pasti kaget, kan? Gue sama Yedam tunangan. Rencananya tahun depan kita bakalan nikah. Lo harus dateng, ya? Meski gue gak liat lo, tapi lo harus dateng!” ucap Reina sambil tersenyum.

Yedam meletakkan buket bunga mawar di atas makam Arina. Keduanya berpamitan untuk pulang setelah melepas rindu pada sahabatnya.


1 tahun kemudian.

Hari ini adalah hari bahagia untuk Yedam dan Reina. Karena keduanya akan melaksanakan acara sakral. Mereka akan menikah hari ini. Acaranya sangat mewah dan di hadiri oleh banyak orang. Jihoon dan Asahi tentu saja datang. Reina dan Yedam mengundang semua teman-temannya dan kerabat dekatnya.

Keduanya sudah menyiapkan satu kursi kosong di paling depan. Mereka bilang kalau itu adalah untuk sahabatnya yang datang di pernikahannya.

Sekarang keduanya sudah sah setelah mengucapkan janji suci. Keduanya berfoto bersama dengan orang-orang yang datang. Reina menatap ke kursi yang kosong, ia tersenyum simpul. Kalau Arina ada, pasti gadis itu akan mentertawakan dirinya karena menikah dengan Yedam. Yang kalian ketahui, mereka selalu bertengkar. Dan sekarang keduanya sudah sah sebagai suami-istri.

Reina mengedipkan matanya berulang kali. Ia melihat Arina dengan gaun putih, duduk di kursi kosong itu. Arina bertepuk tangan dan tersenyum ke arahnya. Reina tersenyum, ia menitikkan air matanya. Setelah itu, Arina hilang dari pandangannya. Reina terisak, membuat orang-orang menatapnya bingung.

M-maaf, saya cuma kangen sahabat saya.” Itu yang di ucapkan Reina sambil tersenyum.

Liat Arina?” tanya Yedam.

Reina mengangguk, “dia dateng, Dam,” bisiknya.

Yedam tersenyum, ia menggenggam erat tangan Reina. Mengusap punggung tangan istrinya dengan lembut, berusaha untuk menenangkan Reina yang masih terisak.

Hello, bestie. I'm so happy that you came to my wedding. I'm very grateful to you. Now, I want you to rest in peace. I will always remember you, I love you.