Hug Me.
Kini Adira dan Javiro sedang berada di kamar Adira. Sudah hal biasa bagi mereka saling menginap di salah satu rumah mereka secara bergantian. Bahkan orang tua mereka tidak mempermasalahkannya, asal tidak melakukan hal macam-macam. Adira sedang berbaring di kasurnya, di sampingnya ada Javiro yang ikut merebahkan dirinya.
“Adiraaa, peluk gueee,” rengek Javiro. Ia menggoyangkan lengan Adira dengan wajah memelasnya.
“Manja banget lo, peluk guling aja.” Adira mengambil gulingnya dan memberikannya pada Javiro.
Javiro cemberut, ia membuang gulingnya ke lantai. Membuat Adira mendelik padanya.
“Kok di buang?!” seru Adira.
“Ya habisnya lo gak mau peluk gue. Masa gue peluk guling? Gak mau,” ucap Javiro merajuk.
Adira terkekeh, “manja banget lo. Gue suka lo manja kayak gini soalnya gemesss. Sini peluk, ututututu.”
Adira melebarkan kedua tangannya, membiarkan Javiro memeluknya. Javiro mendekati Adira dan memeluk tubuh gadisnya dengan erat. Ia menenggelamkan wajahnya di perut Adira. Adira mengusap rambut Javiro dengan lembut. Sesekali mengusap pipi Javiro sampai Javiro tertidur. Dengkuran halus dari Javiro membuat Adira tersenyum. Laki-laki itu sudah tertidur rupanya. Adira mengambil selimut dan menyelimuti Javiro, ia juga ikut masuk ke dalam selimut dan ikut tertidur.