I miss you

Aksara memasuki ruang inap Killa dengan Anne yang berada di gendongannya. Wajah keduanya tampak sumringah dengan senyuman yang terpampang di wajah mereka. Sedari tadi Anne terus mengoceh tentang Mamanya. Ia berkata kalau ia akan memeluk Mamanya dan memberikan ciuman di pipi. Aksara hanya mendengarkannya sambil tersenyum.

Aksara membuka pintu ruang inap Killa. Matanya langsung bertatapan dengan manik Killa. Rasanya Aksara ingin menangis sekarang juga karena melihat Killa yang tersenyum ke arahnya. Anne bergerak-gerak di gendongan Aksara, meminta untuk diturunkan dari gendongan. Aksara menurunkan Anne dari gendongannya, kemudian gadis kecil itu berlari ke ranjang Killa.

“Mama!” teriak Anne.

Anne duduk di ranjang Killa dengan bantuan Keisha yang berada di sana bersama Aji dan Arka. Aksara melangkahkan kakinya mendekati ranjang Killa. Ia tersenyum melihat Anne yang memeluk Killa. Puteri kecilnya sangat merindukan sang Mama. Setiap hari Anne selalu bertanya padanya, kapan Mamanya akan siuman. Killa menatap Aksara yang mulai meneteskan air matanya. Killa terkekeh, Aksara buru-buru mengusap air matanya. Laki-laki itu mengecup kening Killa dan ikut memeluk kedua perempuan yang sangat ia cintai dan sangat berharga dalam hidupnya.

I miss you,” bisik Aksara.

I miss you, too,” balas Killa.

“Mama, I bought flowers with Papa. Flowers for Mama! We rushed here when we got news from Aji's uncle that Mama had woken up,” ucap Anne dengan senang.

“Oh, ya? Where are the flowers?” tanya Killa.

Anne menatap Aksara, Aksara yang mengerti pun langsung memberikan satu buket bunga tulip putih pada Anne. Kemudian gadis kecil itu memberikannya pada sang Mama.

This is for Mama, the flowers are beautiful just like Mama!” seru Anne.

Killa terkekeh, “it's so beautiful just like you. Thank you.” Killa mencium pipi Anne dengan gemas.

Sorry, to interrupt you three. Ini kayaknya kita jadi lalat di sini, gua mau keluar cari makan sama mereka berdua. Aksa, lo jagain Killa. Awas aja lo bikin dia sakit lagi,” ucap Arka.

“Iya, bang. Siap,” balas Aksara.

Akhirnya Arka, Aji, dan Keisha keluar dari ruangan untuk makan siang. Kini tersisa Aksara, Killa, dan Anne di dalam ruangan itu. Anne kini asik bermain dengan bunga tulip putih yang tadi ia beli bersama sang Papa. Sementara itu Killa dan Aksara mengobrol bersama.

“Kamu kenapa kurus banget?” tanya Killa. Disentuhnya rahang kokoh sang suami, dilihatnya tubuh kurus Aksara.

Aksara mengambil tangan Killa yang berada di rahangnya, kemudian ia genggam. “Kayaknya gara-gara kangen masakan kamu,” balas Aksara seraya tertawa.

“Serius, ih!” seru Killa.

Aksara terkekeh, “aku serius, sayang. Kamu mimpi apa sampai baru bangun sekarang? Aku khawatir banget sama kamu.”

“Maaf, ya. Aku bangunnya kelamaan ... Aku mimpi panjang banget, Sa. Aku ketemu Bunda,” ujar Killa.

Aksara mengangkat sebelah alisnya, “Bunda?”

Killa mengangguk, “iya, Bunda kamu.”

“Bunda bilang apa di mimpi? Bunda kayak gimana? Cantik banget pasti. Kamu ngapain aja sama Bunda?” tanya Aksara dengan suara gemetar dan terbata-bata.

“Bunda bilang ke aku, kalau Bunda senang lihat kita udah menikah dan punya anak. Kata Bunda, cucunya cantik banget, mata sama hidungnya mirip kamu. Tapi, wajahnya mirip aku. Kata Bunda, kamu kecapekan gara-gara kerja terus. Kata Bunda, kamu suka diem-diem nangis gara-gara kangen beliau. Bunda juga bilang kalau Bunda selama ini lihat kamu, Bunda masih di hati kamu, Sa. Bunda selalu ada buat kamu. Bunda juga nyuruh aku buat bangun karena kalian nungguin aku bangun, Bunda bilang hidupku masih panjang. Aku ... Aku dipeluk sama Bunda, Sa. Pelukannya masih sama kayak beberapa tahun lalu, aku kangen banget sama Bunda. Sa, Bunda bilang, kita harus hidup bahagia sampai akhir,” ucap Killa. Aksara sudah menangis terisak, Killa menarik Aksara untuk ia peluk. Anne hanya memperhatikan keduanya.

Ketika Aksara sudah tenang, Killa berkata kalau Aksara tidak perlu menangis diam-diam lagi. Ada dirinya di sini dan juga Anne, serta Aji dan Keisha yang berada di sisinya. Aksara tidak sendirian. Aksara hanya mengangguk, ia masih memeluk Killa meski dirinya harus membungkuk. Aksara sangat merindukan isterinya.

“Papa, I want to hug Mama too!” ucap Anne.

Aksara terkekeh, ia langsung melepaskan pelukannya. “You can speak Indonesian, why are you still speaking English?

“Karena kita ada di London, bukan di Indonesia!” balas Anne kemudian memeluk Killa. Aksara dan Killa tertawa. Ketiganya saling berpelukan dan melepas rindu yang masih tersisa.