I will be there for you when you need me.

Orel mengerutkan keningnya saat Rajendra menyuruhnya untuk keluar dari mobil. Gadis itu menatap Rajendra dari dalam mobil, laki-laki itu sedang berpegangan pada pembatas jalan sambil menatap langit. Ah, kini keduanya sedang berhenti di pinggir jalan. Karena mereka ingin melihat bintang dari dalam mobil sambil mendengarkan lagu.

Orel memutuskan untuk keluar dari mobil. Ia menghampiri Rajendra. Udara terasa sangat dingin, bahkan Orel yang memakai pakaian hangat pun masih bisa merasakan dinginnya udara yang menerpa wajahnya. Rambut keduanya berterbangan di terpa angin. Keduanya saling diam sambil melihat bintang yang bertebaran di langit.

Bagus gak bintangnya?” tanya Rajendra.

Orel mengangguk, “bagus.

Cantik kan bintangnya? Kayak kamu,” kata Rajendra sambil tersenyum menatap Orel.

Orel menolehkan kepalanya ke Rajendra, “kenapa Kajen nyuruh aku keluar?

Rajendra tersenyum, ia mengambil tangan Orel untuk di genggamnya. Tangan mungil yang sangat pas untuk ia genggam. Rajendra mengusap tangan Orel, menciptakan sensasi hangat pada kedua tangan mereka.

There's no need to be afraid of people's expectations.” Rajendra mengawali pembicaraan mereka setelah beberapa saat hening.

Just be yourself. Karena kamu udah ngelakuin semua hal semampu kamu. Jadi, gak perlu di paksakan untuk memenuhi ekspektasi mereka,” ucap Rajendra.

Berat kan kalau di suruh memenuhi ekspektasi mereka? Dan kamu gak bakalan bisa memenuhi ekspektasi mereka, Orel.

Cukup kamu ngelakuin semampu kamu, sampai batas kamu. Itu udah cukup. Gak perlu di paksakan. Gak baik.

Dengerin yaaa, if you don't get good grades, itu gapapa. Itu artinya usaha kamu ada hasilnya. Meski gak memuaskan buat orang tua kamu atau buat kamu sendiri, tapi itu adalah hasil kerja keras kamu.

Gak perlu merasa takut kalau kamu gak asik sama temen-temen kamu. Mereka gak bakalan milih-milih temen yang cuma asik doang. Mereka temen deket kamu, kan? Everyone has a different way of making friends.

Ada yang berteman dengan anak ansos, dengan anak famous, dengan anak yang kocak, dengan anak yang asik, atau milih menyendiri tanpa berteman dengan siapapun. Tapi, kamu harus percaya sama temen-temen kamu. Kalau mereka tulus berteman dengan kamu. Berteman dengan apa adanya. Kamu gak asik? Oh ya udah. Carlo nyebelin? Oh ya udah. Jie lugu banget? Oh ya udah. Caca bawel banget? Oh ya udah. Saling melengkapi gak sih, Rel?

Kamu jangan suka overthinking kayak gini ya, sayang. Gak baik buat hati dan pikiran kamu. Kasian sama diri kamu. Jangan mikir gitu lagi, oke? Pacarku gak boleh overthinking.

Orel, kalau kamu mau cerita, aku bakalan dengerin semua cerita kamu sampai kamu selesai cerita. Kalau kamu mau marah-marah, mau nangis, mau bahagia, mau seneng, mau sedih, mau ngapain aja, bilang ke aku. Because I will be there for you when you need me.

How am I so lucky to have a boyfriend like you, am I dreaming? I love you so much, kak. Kamu selalu bisa nenangin pikiran aku dan selalu menepis semua overthinking aku. Kok bisa ya Kajen kayak gini ke aku? Keren banget tauuu!!!

Apanya yang keren?

Kajen keren!

Kita keren.

Orel tertawa, “yaa, kita keren. Semua orang keren.

Rajendra tersenyum lalu merapihkan rambut Orel yang berantakan tertiup angin. Ia mengusap pipi Orel dengan lembut.

Lucu banget kamu, gemes.” Rajendra mencubit pelan pipi Orel.

Kalau gak gemes, bukan pacar Kajen dong!

Keduanya tergelak lalu saling berpelukan. Rajendra memeluk Orel dengan erat, ia mengusap rambut panjang sang gadis. Orel menenggelamkan wajahnya di dada bidang Rajendra. Keduanya saling berpelukan di tengah dinginnya udara yang menerpa mereka. Setelah berpelukan cukup lama, Rajendra mengajak Orel untuk pulang karena sudah larut malam.