I'm really sorry.
cw // fight , berantem , blood , harsh words , accident
Aksara mengendarai motornya dari rumah sakit menuju ke rumah Killa. Perasaannya saat ini campur aduk. Ia takut kalau Killa akan marah padanya. Aksara tahu betul kalau dirinya salah karena sudah meninggalkan Killa sendirian. Padahal Aksara tahu kalau Killa tidak bisa sendirian di kerumunan banyak orang. Maka dari itu, Killa selalu mengajak seseorang untuk menemaninya.
Aksara memberhentikan motornya di depan rumah Killa. Laki-laki itu berlari menuju ke pintu rumah Killa, tangannya hendak mengetuk pintu di depannya. Namun, pintunya sudah terbuka lebih dahulu. Aksara memundurkan langkahnya ketika pintu terbuka. Laki-laki itu menelan ludahnya dengan susah payah ketika melihat orang yang membuka pintunya.
“Bang ....”
Killa keluar dari motornya ketika mendengar suara seseorang sedang bertengkar. Jantungnya seketika berhenti berdetak ketika mendengar suara orang tersungkur. Killa semakin mempercepat langkahnya. Kakinya menuruni tangga dengan terburu-buru. Wajahnya terlihat sangat khawatir sekali. Dibukanya pintu rumahnya. Killa membulatkan matanya ketika melihat Aksara yang tersungkur di lantai teras rumahnya dengan Arka yang berdiri dengan wajah marahnya.
“Kak Arka!” seru Killa. Ia menghampiri Aksara yang tersungkur, membantu lelaki itu untuk berdiri. “Kakak ngapain, sih?! Kan aku udah bilang buat gak ngapa-ngapain Aksa!”
“Dia ninggalin kamu sendirian!” teriak Arka dengan wajahnya yang sudah memerah. Teriakannya membuat Reza dan Aji keluar dari rumah. Bahkan Reza yang rumahnya berada di samping rumahnya ikut keluar karena mendengar suara teriakan Arka.
“Ada apa, nih?” tanya Reza. Ia menatap Aksara dan Arka bergantian. Laki-laki itu langsung mengerti situasi yang terjadi sekarang dengan cepat.
Aji berdiri di samping Arka dengan wajah takutnya, namun ia berusaha untuk menenangkan kakaknya yang sedang marah. Reza menghampiri Arka dan menepuk bahu laki-laki itu berulang kali, berusaha untuk membuat Arka merasa tenang.
“Biarin mereka berdua nyelesaiin masalahnya sendiri, lo gak usah ikut campur,” ujar Reza.
“Gua bakal mukul lo lagi kalau lo ninggalin adik gua lagi,” ucap Arka.
“Maaf, bang,” ucap Aksara.
“Minta maaf sama adik gua, bukan sama gua.” Setelah itu Arka masuk ke dalam rumah, disusul oleh Reza dan Aji.
Killa menatap Aksara yang menundukkan kepalanya. Dilihatnya sudut bibir laki-laki itu yang berdarah. Killa langsung masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Aksara tanpa berkata-kata. Tak lama kemudian, Killa kembali dengan kotak obat di tangannya. Gadis itu menyuruh Aksara untuk duduk di kursi yang berada di sana. Sementara itu, dirinya mengobati luka Aksara dengan telaten. Tanpa ada percakapan apapun dari keduanya.
“Keisha kecelakaan,” ucap Aksara pada akhirnya.
Ucapannya sontak membuat Killa menghentikan pergerakan tangannya. Ia menatap Aksara tidak percaya, tangannya langsung bergetar. Matanya sudah berkaca-kaca. Killa sudah menganggap Keisha sebagai adiknya sendiri, makanya dia merasa sangat terkejut ketika mendengar Keisha kecelakaan dari Aksara.
“Gak usah bercanda, Sa!” ucap Killa dengan suaranya yang bergetar.
“Aku enggak bercanda, Killa,” kata Aksara. “Tadi aku emang mau ke toilet, tapi pas di dalam toilet, Bibi chat aku pakai HP-nya Keisha. Bibi bilang Keisha kecelakaan. Makanya aku kaget banget, aku gak bisa mikir apa-apa di situ. Terus aku pergi ke rumah sakit, ninggalin kamu sendirian. Maaf, aku panik banget. Maafin aku, Kil.” Aksara menundukkan kepalanya dengan bahunya yang bergetar. Laki-laki itu terisak, menangis di hadapan Killa. Aksara merasa sedih karena adiknya sekarang terbaring lemah di rumah sakit.
“Sa, kamu gapapa, kan? Kamu keinget Bunda?” tanya Killa.
“Aku takut, Kil. Aku panik banget. Aku takut Keisha kenapa-napa. Tapi, kata Dokter, Keisha gak bakal kenapa-napa. Aku kalut banget daritadi,” ucap Aksara.
“Kita ke rumah sakit, ya? Aku mau lihat Keisha,” pinta Killa.
Aksara menggeleng, “udah malam. Kamu di rumah aja. Aku mau ke rumah sakit lagi bentar lagi.”
“Aku mau ikut,” pinta Killa.
“Kil—”
“Aku mau ikut, Aksa. Aku mau lihat Keisha. Aku gak mau di sana sendirian,” sela Killa.
Aksara menghela napasnya, “ya udah.”
“Aku balikin dulu kotak obatnya, kamu jangan pergi dulu,” ucap Killa dengan tergesa-gesa.
“Iya,” balas Aksara.
Killa segera masuk ke dalam rumahnya lagi untuk mengembalikan kotak obatnya. Kemudian ia keluar dari rumahnya setelah berpamitan pada Arka, Aji, dan Reza. Aksara dan Killa segera pergi ke rumah sakit sebelum malam semakin larut. Killa juga merasakan hal yang sama dengan Aksara saat ini. Gadis itu juga merasa kalut seperti Aksara. Rasa takutnya membuncah ketika mengingat Aksara yang merasa trauma dengan kejadian tahun lalu.