I'm sorry

Nathan sudah berada di apartment Anora. Kini ia menunggu di dekat ranjang Anora. Gadisnya masih tertidur. Nathan merasa sedih melihat keadaan Anora saat ini. Rasa bersalah di hatinya tak kunjung hilang. Karena rasa bersalah itu akan tetap ada. Nathan menggenggam tangan Anora dan mengusapnya. Ia menidurkan kepalanya dengan tangan Anora yang ia genggam dan ia bawa ke pipinya. Jarinya masih setia mengusap tangan Anora yang ia genggam.

Suara lenguhan membuat Nathan langsung menegakkan duduknya. Ia menatap Anora yang perlahan membuka matanya. Laki-laki itu tersenyum.

Anora membuka matanya perlahan dan melihat Nathan yang duduk di samping ranjangnya sambil tersenyum. Ia mengernyitkan keningnya, heran kenapa Nathan ada di sini. “Nathan?” panggil Anora dengan suara serak.

Nathan menganggukkan kepalanya, “Yes, it's me. Mau minum?” balas Nathan. Anora mengangguk. Nathan dengan sigap mengambil segelas air putih yang berada di atas nakas, ia membantu Anora duduk dan menuntun Anora untuk minum dengan hati-hati.

“Kok kamu di sini?” tanya Anora.

“Aku khawatir sama kamu. Kata Gavrian kamu demam, aku langsung ke sini,” balas Nathan. “And I'm sorry about that. Tadi aku diajak nonton sama temen, dia maksa aku karena dia udah beli tiketnya. Aku gak bisa nolak, Ra. Aku mau ngabarin kamu, tapi, HP-ku mati. Aku minta maaf sama kamu.”

“Gapapa, Nath. Aku cuma kesel aja karena nunggu kamu tanpa kabar. Aku takut kamu kenapa-napa. Taunya lagi nonton,” ucap Anora sambil terkekeh saat menyelesaikan ucapannya.

Nathan menundukkan kepalanya, “Maaf.”

“Astaga, gapapa, Nathan. Jangan minta maaf,” kata Anora. “Asal kamu gak ngulangin lagi.”

Nathan mendongakkan kepalanya, “I promise I won't do it again, sayang.”

Anora tersenyum, “Peluk dong. Aku pengen dipeluk pacarku.”

Nathan tertawa, “Kamu tambah manja ya kalau sakit. Sini, aku peluk.”

Nathan menarik Anora ke dalam pelukannya. Laki-laki itu merengkuh tubuh gadisnya dan mengusap kepalanya dengan lembut. Anora memeluk tubuh Nathan dengan erat, menyenderkan kepalanya di dada bidang Nathan. Kepalanya sedikit pusing, membuat Anora ingin kembali tidur. Nathan menyamankan posisi keduanya setelah mendengar dengkuran halus dari Anora. Nathan tersenyum, ia mengecup pelan kepala Anora.