I'm still your home.
Keduanya asik mengejar satu sama lain tanpa mempedulikan sekitar mereka. Rajendra yang mengejar Orel karena gadis itu telah membuat bajunya basah karena ulahnya. Orel berlari menghindari Rajendra yang mungkin saja bisa menangkapnya dan membalas ulahnya.
Hingga akhirnya Rajendra berhasil menangkap Orel. Keduanya tertawa ketika Rajendra menggelitik perut Orel. Orel meronta untuk dilepaskan, namun Rajendra yang sedang memeluknya semakin mengeratkan pelukannya.
Rajendra membawa Orel terjatuh di atas pasir, laki-laki itu meletakkan kepala sang gadis di atas lengannya yang digunakan sebagai bantal. Keduanya berbaring di atas pasir, langit yang mulai mendung karena sudah semakin sore. Mereka sudah lama berada di sini. Dari siang sampai sore hari. Keduanya terdiam tanpa ada pembicaraan di antara mereka berdua.
Orel menatap Rajendra yang sedang memejamkan matanya. Orel mendekatkan dirinya, menyentuh ujung hidung Rajendra lalu tertawa. Rajendra membuka sebelah matanya, mengintip apa yang sedang dilakukan gadisnya. Orel menatap Rajendra yang sudah membuka matanya, laki-laki itu mendekatkan wajahnya pada wajah Orel. Keduanya saling berpadangan tanpa ada niatan untuk memutus pandangan mereka.
Rajendra tersenyum, ia mengecup sekilas kening Orel lalu mengusap pipinya dengan lembut. Untung saja sekarang Ancol sedang tidak ramai, hanya ada segelintir orang yang berada di sana.
“Kajen nanti malem balik lagi ke Sydney,” ucap Orel. “Kok cepet banget, ya? Perasaan baru kemarin kamu pulang.” raut wajahnya terlihat sedih, bibirnya cemberut. Ia menunduk, memainkan jari-jarinya di dada bidang Rajendra.
Rajendra mengusap rambut Orel dengan lembut, “aku nyelesaiin kuliah aku dulu, ya, sayang. Nanti kalau aku udah selesai kuliah, aku bisa pulang ke sini tanpa harus balik ke sana lagi.”
“Tapi masih lamaa, dua tahun lagi,” kata Orel.
“Dua tahun gak lama kalau kamu gak nungguin. Makanya jangan di tungguin, nanti kerasa lamanya,” ujar Rajendra.
“Kak, I can still contact you anytime right?” tanya Orel.
Rajendra mengangguk, “iya, sayang. Kamu bisa telpon aku kapan aja, chat aku kapan aja. Aku bakalan jawab kalau aku ada waktu luang dan selama aku bisa jawab chat atau telepon kamu.” ia menggenggam tangan Orel lalu mengecup punggung tangannya, “jangan merasa sungkan atau mikir kalau aku bakalan keganggu, oke? Karena I'm still your home.”
Orel mengangguk, ia tersenyum kepada Rajendra. Memberanikan dirinya untuk mengecup pipi laki-lakinya. Keduanya tersenyum.
“Ayo ganti baju dulu, terus kita makan seafood. Habis itu kita foto pas sunset, oke?” ajak Rajendra. Ia membantu Orel untuk berdiri.
Keduanya pergi ke tempat tas mereka berada lalu mengambil baju ganti mereka dan segera pergi mengganti baju mereka yang sudah kotor dengan pasir yang menempel di baju. Setelah itu keduanya pergi makan seafood bersama.