I've graduated, are you proud of me?

Jihoon’s POV.

Pagi ini, tepat pukul 6 pagi, gue udah siap-siap. Pakai baju rapih, setelan kemeja sama celana panjang, dan juga toga yang gue pakai nanti. Gue seneng akhirnya gue bisa nyelesaiin skripsi gue dan akhirnya hari ini gue wisuda. Banyak hal yang gue lalui saat gue ngerjain skripsi. Itu emang gak mudah, tapi gue berusaha buat nyelesaiin skripsinya dan dapet nilai cumlaude.

Selain itu, gue juga mau bikin adek gue. Arina, lo apa kabar di sana? Lo pasti seneng ya udah gak ngerasain sakit lagi? Ini udah 1 tahun sejak kematian lo. Rasanya gue masih merasakan kehadiran lo. Suara ketawa lo, kadang terngiang-ngiang di telinga gue dan bikin gue mencari-cari lo. Padahal gue tau, kalau lo udah gak ada.

Setiap hari berjalan membosankan, nggak kayak dulu. Dulu, masih ada Arina yang bakalan nemenin gue ngobrol. Sekarang udah nggak ada. Ayah sibuk kerja, Bunda sekarang sibuk ngurusin toko kuenya. Ah iya, gue lupa ngasih tau lo ya, Na. Maaf, gue lupa. Bunda sekarang udah buka toko kue. Toko kue yang dulu lo harapin. Lo dulu pengen buka toko kue bareng Bunda, kan? Sekarang Bunda udah buka toko kuenya, Na. Buat lo. Buat kabulin harapan lo.


Author’s POV.

Jihoon berjalan ke arah kerumunan orang-orang yang sedang bertemu keluarganya. Ia berhasil lulus dengan nilai yang memuaskan. Ia mendapatkan nilai cumlaude 3,7. Nilai yang sangat cukup membuat dirinya bangga pada dirinya sendiri. Jihoon tersenyum lebar sembari membawa buket bunga yang di berikan teman-temannya.

Jihoon menghampiri sang Bunda dan Ayah yang menatap dirinya dengan senyum bangga di wajah mereka berdua. Jihoon memeluk keduanya dengan erat. Tidak lupa, Jihoon di beri ucapan selamat dan kecupan manis dari sang Bunda.

Selamat ya, nak. Kamu berhasil!” ucap Bunda.

Jihoon tersenyum, “makasih, Bun.

Sekarang ayo foto-foto dulu,” ajak Ayah.

Mereka bertiga foto bersama. Jihoon berada di tengah, Bunda dan Ayahnya berada di kanan-kirinya. Jihoon tersenyum ke arah kamera. Ia harus tersenyum, meski ia ingin menangis sekarang. Ia teringat janji adiknya yang akan menemaninya saat wisuda nanti. Tapi adiknya malah meninggalkannya terlebih dahulu.

Dek, kakak udah lulus. Kakak juga dapet nilai yang bagus. Lo bangga kan sama gue? Lo seneng, kan? Dek, dulu gue berharap kalau saat ini tiba, kita bisa foto bareng. Bahkan saat nanti lo wisuda. Tapi ternyata enggak bisa. Arina, how can I explain to the world that I miss my sister.

Setelah berfoto dengan orang tuanya, Jihoon berfoto-foto dengan teman-temannya. Jihoon dan teman-temannya mengambil banyak foto untuk di jadikan sebagai kenangan.

Selesai berfoto, Jihoon berencana akan mengunjungi makam adiknya. Ia pergi sendirian, membawa bunga mawar. Bunga yang di sukai adiknya. Ayah dan Bunda sudah berkunjung sebelum pergi ke acara wisuda Jihoon. Dan sekarang giliran Jihoon.

Ia berjongkok di samping makam sang adik, ia mengusap nisannya dengan tangan yang bergetar. Matanya sudah memanas, matanya sudah berkaca-kaca, seolah-olah air bening dari matanya sudah siap meluncur kapanpun. Akhirnya Jihoon terisak. Ia menangis di samping makam sang adik. Jihoon sangat merindukan adiknya. Adik kesayangannya, kini pergi jauh darinya. Membuatnya sangat terpukul.

Dek, katanya lo mau nemenin gue pas wisuda. Kenapa lo pergi? Lo bohong.

Gue udah ikhlas sama kepergian lo. Tapi gue kangen banget sama lo, dek. Apa lo gak bisa mampir ke mimpi gue? Setidaknya buat meluk gue dan ucapin selamat ke gue, dek. Gue kangen ...

Jihoon mengusap matanya, ia menatap batu nisan sang adik dengan tatapan sendu. Cukup lama Jihoon berdiam diri tanpa bicara sepatah kata pun. Ia akhirnya berdiri saat langit sudah mulai mendung, ia tidak mau kehujanan dan membuat orang tuanya khawatir. Tapi ia masih ingin menemani adiknya. Akhirnya Jihoon memilih untuk pulang.

Bunga mawarnya buat lo. Gue pulang dulu ya, dek. Nanti jangan lupa mampir ke mimpi gue. Dadaahh!

Netranya tidak sengaja menangkap bayangan di bawah pohon yang sangat mirip dengan adiknya. Arina tersenyum ke arahnya, ia juga menangis. Jihoon tersenyum lalu pergi dari area pemakaman.