Jinan sinting

Adira menatap sinis Jinan yang sedang tertawa meledek ke arahnya. Adira mendengus kesal, Jinan sangat menyebalkan.

Gak usah ketawa! Gue siram, ya!” seru Adira kesal.

Jinan terkekeh, “lucu banget deh mukanya. Gemes.” Laki-laki itu mencubit pipi Adira dengan gemas.

Jinaaannn.

Apaaa?

Sakit! Jangan di cubitin dong pipi gue.

Lo gemes banget, pengen gue gigit pipinya.

Berisik! Minggir deh lo, jangan deket-deket.

Ya elah, emang kenapa, sih? Deketan sama calon pacar sendiri masa gak boleh?

Lo ngomong sekali lagi, gue siram?” Adira berancang-ancang untuk menyiram Jinan dengan es lemon tea miliknya.

Jinan tertawa, “bercandaaa, Adira. Jangan di siram dong.

Makanya diem!” seru Adira.

Iyaaa.” Jinan diam, sedangkan Adira fokus memakan sosis bakarnya.

Tadinya, mereka berdua ada di alun-alun. Tapi, karena Jinan kelaparan, ia mengajak Adira pergi ke restoran. Hanya restoran biasa yang menyediakan beberapa cemilan, seperti roti bakar, dan lainnya.

Jinan memperhatikan Adira yang sedang fokus memakan sosis bakarnya. Sesekali terkekeh saat melihat pipi Adira yang menggembung.

Makannya yang bener dong, cantik.” Jinan mengusap ujung bibir Adira yang terkena saus.

Adira terdiam, badannya mendadak kaku karena sikap Jinan barusan. Ia menjadi salah tingkah.

Kenapa diem? Lanjut makan aja,” ucap Jinan.

Adira berdehem, lalu lanjut makan sosis bakarnya.

Ji, lo kalau pengen, makan aja. Jangan liatin gue,” kata Adira. Ia sudah sangat salah tingkah karena terus-terusan di tatap oleh Jinan.

Gue gak mau.

Terus mau lo apa? Jangan liatin gue dong.

Gue mau lo.

Apa sih gak jelas.

Abisin sana, habis ini pulang deh. Udah malam jugaan.

Bantuin dong, Ji! Masa gue sendirian yang makan.

Iyaa, bawel.

Keduanya menghabiskan beberapa cemilan yang di pesan dengan khidmat. Hanya ada suara orang-orang yang sedang mengobrol, mereka berdua hanya diam, fokus menghabiskan makanannya.

Adira,” panggil Jinan.

Hm?

Gue sayang banget sama lo. Semenjak kita pdkt gini, gue jadi tambah makin sayang sama lo. Eh, kayaknya bukan sayang lagi deh. Tapi cinta.

Jinan? Lo kenapa deh? Gak lagi ngelantur, kan? Jangan bikin gue salting dong.

Haha, lo gemes banget kalau lagi salting. Tapi, gue serius, Adiraaa. Gue gak lagi ngelantur.

Ji, gue juga tambah sayang sama lo. Kayak lo, gue malah jadi cinta. Haha.

Anjir, lo diem aja deh, Dir. Hati gue gak siap kalau lo kayak gitu.

Haha, kenapa deh??

Adira.

Apa, Jinan?

I love you sincerely as my heart.