Keisha punya kita.
Kini Killa, Keisha, dan Aksara sedang berjalan mengelilingi mall. Mereka baru saja selesai bermain. Tersisa lelah yang menghampiri mereka. Keisha berada di gendongan Aksara, gadis kecil itu tampak kelelahan setelah bermain beberapa permainan bersama Killa. Killa memegangi baju Aksara agar mereka tidak terpisah. Kalau dilihat-lihat, mereka seperti sepasang suami-istri dan satu putri kecil. Bahkan tadi ada yang mengira mereka adalah keluarga kecil. Ah, rupanya mereka salah paham ketika melihat ketiganya.
“Ini mau ke mana?” tanya Killa.
“Makan dulu aja,” balas Aksara.
“Keisha mau makan ramen!” seru Keisha.
“Kamu masih kecil, gak boleh makan ramen,” sahut Aksara.
“Kenapa?!” tanya Keisha dengan wajah cemberutnya.
Aksara terkekeh, “itu pedes, tau! Emang kamu bisa makan pedes?” Ia menatap Keisha dengan tatapan meledeknya.
“Bisa!” ucap Keisha dengan percaya dirinya, kemudian ia tersenyum. “Bisa kan kalau gak pedes?” lanjutnya. Membuat Killa dan Aksara tertawa.
“Bisa, nanti Keisha pesan yang enggak pedes, ya?” sahut Killa. Keisha mengangguk sebagai jawaban.
Lalu mereka pergi ke salah satu tempat ramen yang berada di sana. Memesan tiga ramen yang berbeda. Ketiganya menunggu pesanan sambil mengobrol. Ah, tadi Keisha mendapat boneka. Hasil dari capit boneka yang dimenangkan oleh Aksara. Keisha memainkan boneka itu selagi makanannya datang. Sementara itu, Killa malah asik berfoto-foto. Aksara hanya memperhatikan Killa dengan senyuman di wajahnya. Aksara tertawa ketika Killa menggerutu karena hasil fotonya yang tidak bagus.
“Kenapa, sih?” tanya Aksara sembari memajukan tubuhnya karena dirinya terhalang oleh meja. Menatap Killa yang duduk di depannya.
“Tolong fotoin aku dong,” pinta Killa.
“Foto bareng aja, gimana?” tanya Aksara.
Killa terdiam sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya. Keduanya mengambil foto bersama, kemudian mengajak Keisha untuk berfoto bersama juga. Tak lama kemudian, pesanan mereka datang. Killa membantu Keisha untuk memakan ramen miliknya. Keisha tidak bisa memakai sumpit. Ya, karena dirinya masih anak-anak. Sehingga Killa yang menyuapi Keisha.
Keisha menatap ke arah lain ketika sedang mengunyah makanan di mulutnya. Pandangannya terhenti ketika melihat seorang wanita dewasa dengan anak perempuan seusianya. Anak perempuan itu terlihat bahagia ketika sang Ibu menyuapi makanan padanya. Posisinya sama persis dengan Keisha dan Killa sekarang ini. Namun, Killa hanyalah kekasih dari kakaknya. Jadi, rasanya tentu saja berbeda.
Killa menatap ke arah Keisha yang terdiam, ia mengikuti arah pandang gadis kecil itu. Kemudian ia tersenyum kecil ketika menyadarinya, “Keisha,” panggil Killa. Keisha menoleh ke arahnya, ia langsung menyengir. “Kenapa liatin terus?” tanya Killa.
Keisha menggeleng, “cuma keinget Bunda,” jawabnya. Membuat Aksara berhenti memasukkan ramen ke mulutnya. Ia menatap Keisha, kemudian menatap ke arah yang tadi Keisha lihat.
“Kita pindah tempat aja?” tanya Aksara.
Keisha langsung menggeleng dengan cepat, “enggak usah, A’! Keisha kan udah besar. Jadi, gapapa. Jangan pindah tempat, ih!”
“Keisha jangan sedih, ya,” ucap Aksara.
Keisha mengangguk, “Keisha enggak sedih! Cuma keinget Bunda aja.”
“Keisha kan punya kita. Jadi, jangan sedih-sedih, oke?” sahut Killa. Keisha mengangguk dengan senyuman di wajahnya.
“Teh Killa, suapin lagi dong!” seru Keisha.
Killa tersenyum mendengarnya, ia lanjut menyuapi Keisha. Sedangkan Aksara diam-diam tersenyum. Ia mendadak sedih karena Keisha yang berkata kalau gadis kecil itu merindukan Bunda. Aksara menatap Keisha dengan tatapan yang terlihat sedih. Ia menghela napasnya, ia tidak boleh bersedih untuk saat ini. Ketiganya pun segera menghabiskan ramen mereka.