Kota Tua Jakarta; di Caffe.
Orel dan Rajendra sedang menikmati cake dan minuman yang mereka pesan. Sesekali keduanya berbincang, membicarakan banyak hal. Hanya seputar tentang sekolah, tugas, dan rencana untuk besok senin.
Orel merasa senang karena akhirnya ia bisa datang ke Kota Tua. Karena kedua orang tuanya yang sibuk bekerja dan Manuel yang sibuk menjadi anak kelas dua belas.
“Rel, if you want to come here again, bilang ke aku aja. Nanti aku pasti bakalan nemenin kamu kok,” ucap Rajendra sambil menatap Orel yang tengah mengunyah cake nya.
Orel mengangguk, “iyaa, nanti aku bilang ke kamu. But, I already came here. Jadi, udah cukup sekali aja gapapaa,” balasnya.
Rajendra mengerutkan keningnya, “kenapa gitu? Kamu gak mau datang ke sini lagi?”
“Eh! Gak gituuu!” seru Orel dengan cepat.
“Terus?” tanya Rajendra.
“Yaa aku kan udah dateng ke sini, gak perlu dateng lagi. Wish list aku udah terpenuhi,” jelas Orel.
“Iyaa, tapi kan kalau kamu mau dateng lagiii, bisa bilang akuu. Okay?” Rajendra menatap Orel, Orel hanya mengangguk sebagai balasan.
“Oh iya, kak. Bentar lagi ulangan tengah semester, aku gak siap,” ucap Orel.
“Belajar dong,” sahut Rajendra.
“Ish, aku tuh capek belajar. Setiap hari Senin sampai Jumat aku belajar di sekolahan, tapi tetep aja tuh aku gak pinter,” cerocos Orel sambil mengerutkan bibirnya.
“Itu namanya kamu harus belajar lebih giat lagi, Oreelll. Belajar di sekolah doang mah gak cukup. Di rumah juga harus pelajari ulang materinya,” ujar Rajendra.
“Iya, tapi aku males,” kata Orel.
“Kamu males terus, kalau gitu gak bakalan bisa pinter dong,” omel Rajendra.
Orel menyengir, “iya-iya, nanti kamu ajarin aku, yaaa. Biar aku pinter.”
Rajendra melototkan matanya, “why me?!”
“Kan kamu pacar aku, jadinya kamu harus ngajarin aku donggg. Mau, yaaa?” Orel mengeluarkan jurus puppy eyes nya, bermaksud agar Rajendra luluh dan mau mengajarinya.
Rajendra menghela nafasnya, Orel selalu tau bagaimana cara meluluhkannya. Rajendra mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia tidak mau melihat puppy eyes nya Orel. Itu terlalu menggemaskan untuknya.
“Kak! Kok malah diem aja, sih?! Please, ajarin aku. Janji deh aku bakalan rajin belajar,” bujuk Orel sambil menyatukan tangannya di depan dada.
“Hadehhh, iya. Nanti aku ajarin,” ucap Rajendra.
Orel pun bersorak senang, “yeay! Thank you, kaaakkkk.”
“Orel, kamu tuh jangan gemes-gemes. Nanti aku culik,” kata Rajendra.
Orel yang sedang minum pun tersedak, ia terkejut mendengar Rajendra berkata seperti itu. Rajendra yang melihat Orel tersedak pun hanya tertawa.