Meet again
Anora dan teman-temannya sedang mengelilingi British Museum. Akhirnya mereka memiliki waktu luang untuk pergi jalan-jalan bersama, karena biasanya mereka sibuk dengan urusan kuliah. Mereka hanya memiliki waktu luang sesekali, terkadang jadwal mereka bertabrakan. Jadi, kalau mereka ingin jalan-jalan bersama, maka harus menyesuaikan jadwal satu sama lain agar bisa pergi dengan formasi lengkap.
“Stop foto-foto, gua capek fotoin,” keluh Gavrian ketika Mimi menyuruhnya untuk mengambil fotonya lagi.
Anora tertawa mendengarnya, “Gapapa kali, Gav. Buat kenangan.”
“Did you say 'it's okay'? I'm tired! I'm not a photographer,” ucap Gavrian dengan wajah muramnya.
“One more, please?” pinta Mimi sambil memasang puppy eyes andalannya. Gavrian memutar bola matanya jengah, kemudian mengambil kamera dari tangan Mimi. Mimi bersorak senang, ia berjalan ke arah lain untuk dijadikan objek foto dirinya. Kemudian ia berpose dan Gavrian memfotokan dirinya dengan kamera milik Jean.
Anora melirik Jean yang hanya diam sambil memperhatikan beberapa art yang dipajang di sini. Anora berjalan mendekati Jean, ia merangkul bahu Jean dan tersenyum ketika Jean menoleh ke arahnya. “What are you doing?” tanya Jean sambil menatap lengan Anora yang berada di bahunya.
“Ngerangkul lo, lah. Daritadi lo diem mulu. Ngomong, dong,” balas Anora.
“Males,” kata Jean. Anora mendengus. Sahabat masa kecilnya ini memang jarang berbicara. Jean hanya berbicara seperlunya. Katanya buang-buang tenaga saja, padahal menurut Anora, berbicara tidak membuang banyak tenaga.
Anora memperhatikan sekitar, hingga maniknya tidak sengaja melihat seseorang yang selalu membuatnya tidak bisa tidur setiap malam karena selalu datang ke pikirannya. Anora mengerjapkan matanya berulang kali, “It's really him,” gumamnya.
Jean melihat Anora yang diam sambil memperhatikan seseorang, ia mengikuti arah pandang Anora. Ia memasang smirk di wajahnya, “Is that Nathan?” tanyanya.
“I think yes, mukanya mirip,” balas Anora.
Hingga ‘Nathan’ mengalihkan pandangannya dan menatap Anora, keduanya saling berpandangan beberapa detik. Anora tersadar, ia tersenyum canggung ke arahnya. Itu benar-benar Nathan, Anora tidak salah lihat dan tidak salah menebak. Nathan tersenyum, ia mengajak Jake untuk menghampiri Anora yang berdiri mematung di tempat tadi. Anora merasa detak jantungnya bisa didengar orang lain karena detak jantungnya sangat cepat. Apalagi ketika Nathan tersenyum ke arahnya, rasanya kakinya berubah menjadi jelly.
“Hi, Anora. We meet again,” sapa Nathan sambil tersenyum.
“Hi, Nath.” Anora tersenyum, ia menatap Jake dengan alisnya yang terangkat sebelah. “Is he your friend?” tanyanya.
Nathan mengangguk, “His name is Jake, he is also from Indonesia.” Ia menyikut lengan Jake untuk berjabat tangan dengan Anora.
Jake tersenyum, ia mengepalkan tangannya dan mengajak Anora untuk high five dengannya. “Nice to meet you, Anora.”
Anora tersenyum, “Nice to meet you!”
Mimi dan Gavrian datang setelah selesai berfoto-foto—lebih tepatnya Mimi yang berfoto. Anora mengenalkan teman-temannya pada Nathan dan Jake. Anora baru tahu kalau Nathan dan Gavrian berteman ketika SMA. Makanya Anora terkejut ketika Gavrian dan Nathan cepat akrab, ternyata mereka teman lama.
Nathan mengajak Anora untuk berkeliling, sementara Jake ikut dengan teman-teman Anora. Awalnya Jake menolak karena mereka baru berkenalan, namun, Gavrian bilang tidak apa-apa. Nathan bersorak senang karena bisa mengajak Anora berkeliling dengannya, berdua.
“Mau tukeran akun Instagram, gak?” tanya Nathan.
“Boleh, yuk! Anoralyss ya nama akunku,” kata Anora. Nathan mengangguk, jari-jemarinya mencari nama akun milik Anora. Ketika menemukannya, ia langsung menekan tombol follow. “Udah aku follback, Nath. By the way, your Instagram feeds are so cool.”
“Thank you, Ra. Yours is cool too,” ucap Nathan. “And also beautiful,” lanjutnya dengan suara pelan.
“Kamu ngomong sesuatu?” tanya Anora.
Nathan tersentak, ia menggeleng dengan senyum canggung di wajahnya. “Eh, enggak, kok.” Anora menganggukkan kepalanya, ia baru saja mengangkat ponselnya untuk memfoto objek di depannya. Tapi, tiba-tiba Nathan berkata, “Wanna take a photo together?”