Nemenin kamu
Kalilo melangkahkan kakinya mendekati Kailee yang sedang berdiri di depan tiang bendera. Meski matahari pagi ini masih belum sepanas siang nanti, namun, sinarnya membuat silau membuat badan hangat. Kailee masih belum tersadar kalau Kalilo berjalan ke arahnya. Laki-laki itu memberhentikan langkahnya di depan Kailee, lebih tepatnya menghalangi sinar yang mengenai Kailee.
Kailee mengerutkan keningnya ketika melihat sepasang sepatu di hadapannya, lantas ia mendongak dan menemukan Kalilo yang berdiri di hadapannya sambil tersenyum. “Kamu ngapain di sini?” tanya Kailee.
“Nemenin kamu,” jawab Kalilo.
“Kamu ngehalangin sinarnya, Kal,” ucap Kailee.
“Ya emang sengaja, biar kamu gak kena panasnya matahari. Makanya aku berdiri di depan kamu,” ujar Kalilo.
“Mending kamu ke kelas aja, lagian kan ini jam pelajaran,” usir Kailee.
Kalilo mengangkat sebelah alisnya, “kok kamu ngusir aku? Padahal aku pengen nemenin kamu.” Kalilo memasang wajah cemberut, membuat Kailee terkekeh.
“Kamu selalu aja kayak gitu, masang muka memelas biar aku luluh!” seru Kailee.
Kalilo tertawa, “kan kamu orangnya gampang luluh sama aku, kak.”
Kailee mendengus, “terserah deh.”
Akhirnya keduanya berdiri di depan tiang bendera bersama. Mengobrol berdua seolah-olah tidak ada siapapun lagi di sekitar mereka. Keduanya saling tertawa tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Mereka berdua langsung terdiam ketika ada guru yang melewati keduanya, Kalilo berpura-pura berdiri di samping Kailee lalu kembali berdiri di depan Kailee ketika gurunya sudah melewati mereka.