Rajendra Aneh
Seperti yang di katakan Rajendra tadi, laki-laki itu benar-benar mengantar Orel ke kelasnya. Padahal Orel sudah menolaknya dan menyuruh Rajendra untuk pergi ke kelasnya sendiri.
Tapi, Rajendra tetap bersikeras untuk mengantar Orel ke kelasnya. Orel hanya bisa pasrah.
“Gue masih gak paham deh. Bantuin apaan, sih?” tanya Orel.
“Ya bantuin gue mastiin sesuatu,” jawab Rajendra dengan tenang.
“Sesuatu apa?!” tanya Orel dengan sedikit menyentak.
“Nanti lo bakalan tau sendiri, lo bantuin aja deh. Gak macem-macem kok,” ujar Rajendra.
Orel berdecak karena jawaban Rajendra kurang memuaskan untuknya. Ia masih penasaran dengan sesuatu yang di maksud oleh Rajendra.
Meski Rajendra sudah bilang, kalau sesuatu itu bukan macam-macam, tapi Orel masih penasaran.
Rajendra melirik Orel yang wajahnya cemberut, laki-laki itu diam-diam tertawa. Karena menurutnya, wajah Orel sangat lucu.
Kini keduanya sudah sampai di depan kelas Orel, untungnya guru belum ada di kelasnya. Orel berdiri di depan Rajendra, sedikit mendongak karena laki-laki itu lebih tinggi darinya.
“Udah kan nganterin gue ke kelasnya? Sana pergi,” usir Orel.
Rajendra tersenyum, “belajar yang rajin.” lalu ia mengacak-acak rambut Orel.
Setelah itu Rajendra pergi begitu saja setelah mengacak rambut Orel. Orel masih terdiam di depan kelasnya, ia sangat terkejut dengan perlakuan Rajendra baru saja.
Orel tersenyum dengan pipi yang memerah, ia salah tingkah. Orel langsung masuk ke dalam kelasnya sambil berteriak memanggil Caca.
Rajendra yang belum benar-benar pergi dari area kelasnya Orel, ia tertawa melihat tingkah Orel yang salah tingkah.
“Rajendra, lo apain anak orang sampe dia salting gitu. Hadeh, jantung gue gak waras.”