Rumah pembantu aku

“Kalilo, aku kayaknya pulang ke rumah pembantu aku deh. Nanti aku kasih tau arah jalannya,” ucap Rael.

Kalilo hanya mengangguk. Keduanya segera keluar dari area sekolahan. Rael memberitahu arah jalan menuju ‘rumah pembantunya’ yang tempatnya tidak jauh dari sekolah. Motor Kalilo berhenti di salah satu rumah yang pernah Kailee datangi saat itu. Kalilo turun dari motornya setelah Rael turun dari motornya. Gadis itu mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah yang tidak terlalu besar.

Di dalamnya sangat bersih, bahkan perabotannya tertata dengan rapi. Kalilo duduk di sofa yang berada di sana, matanya mengelilingi ruangan itu. Berharap ada salah satu petunjuk yang bisa ia gunakan nantinya.

“Bentar, ya. Aku mau ganti baju dulu. Jangan salah paham, aku bawa beberapa bajuku di rumah pembantu aku,” ucap Rael dengan penjelasan. Padahal Kalilo tidak meminta penjelasan darinya.

Setelah itu Rael pergi dari hadapan Kalilo. Kalilo bingung, kenapa tidak ada pembantu seperti yang dikatakan oleh Rael. Padahal, kan, katanya ini rumah pembantunya. Aneh. Kalilo berdiri dari duduknya, kemudian ia mengelilingi ruangan itu. Matanya tertuju pada salah satu bingkai foto yang berada di samping lemari. Kakinya melangkah mendekat untuk melihat lebih jelas.

Keningnya mengernyit ketika melihat perempuan dewasa yang berada di foto itu. Kalilo merasa kalau dia pernah bertemu dengan perempuan itu. Tapi, ia lupa bagaimana detail kejadiannya. Yang pasti, Kalilo pernah bertemu dengannya di rumah Kailee ketika Kailee mengajaknya makan malam bersama keluarga besarnya. Saat itu adalah pertama kalinya Kalilo dikenalkan ke keluarga besar Kailee.

Kalilo buru-buru mengambil ponselnya dan memfotonya, kemudian ia kembali duduk ke tempat semula sebelum Rael datang. Tidak lama kemudian setelah ia mendudukkan diri, Rael datang dengan senyum sumringah.

“Pembantu lo mana?” tanya Kalilo.

Rael tampak panik ketika Kalilo berkata demikian, “Eh, kayaknya dia lagi pergi ke supermarket. I–iya, ke supermarket.”

“Jadi, di sini cuma ada kita?” tanya Kalilo.

Rael mengangguk.

“Ya udah, gua pulang aja. Gak enak kalau cuma berduaan,” ucap Kalilo. Gua gak mau disangka anak nakal, batinnya.

“Aku anter sampai ke depan, ya. Maaf, aku gak nyiapin minuman buat kamu,” ucap Rael.

“Gapapa, gua juga gak haus,” balas Kalilo. Ia melangkahkan kakinya keluar dari rumah milik pembantu Rael.

Kalilo berpamitan pada Rael, setelah itu ia pergi dari sana. Di sepanjang perjalanan, Kalilo masih memikirkan perempuan yang berada di foto tadi. Hingga ketika dirinya berhenti di lampu merah, ia baru ingat siapa perempuan itu. Kalilo bingung, perempuan kecil di foto itu Rael atau anak dari pembantunya? Dan perempuan dewasa itu adalah pembantu Rael atau ....? Kalilo mendengus, ia langsung melajukan motornya ketika lampu sudah berubah menjadi warna hijau. Ternyata memikirkan ini semua membuat dirinya pening. Rasanya Kalilo ingin cepat-cepat sampai ke rumah.