Special surprise for Adira; make you mine.

Play the song ‘Can't take my eyes.’

Adira mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan, kakinya bergerak-gerak dengan gelisah. Ia takut di tinggal sendirian. Jinan pergi entah kemana. Dia juga tidak menyadarinya saat Jinan pergi.

Di dalam caffe ini, sudah di hias sebagus mungkin. Dengan bunga-bunga yang ikut menghiasi sisi caffe dan lampu-lampu yang ikut menjadi penghias. Cukup membuat Adira tersentuh karena Jinan juga menghias caffe nya.

Hingga tiba-tiba semua lampu mati, membuat Adira terlonjak kaget. Ia bingung kenapa lampu tiba-tiba mati. Jinan tidak sedang menjahilinya, kan?

Adira buru-buru mencari ponselnya untuk menyalakan senter. Tapi sebelum Adira menemukan ponselnya, lampu menyala menyoroti seseorang yang berdiri di atas panggung kecil. Duduk di atas kursi sambil memangku sebuah gitar, dengan mic yang ada di depannya.

Itu Jinan. Laki-laki itu tersenyum manis ke arah Adira, dan bersiap untuk menyanyikan sebuah lagu. Tangannya sudah siap untuk memetik sinar gitar dan membuat irama.

Hai, Adira. Pasti lo kaget karena gue tiba-tiba muncul di sini, haha. Lo gak usah takut lagi, gue udah ada di sini.

Adira hanya diam memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh Jinan.

Adira, gue bakalan nyanyiin sebuah lagu buat lo. Meski suara gue gak bagus-bagus amat, tapi gue harap lo suka.

Jinan mulai memetik sinar gitarnya, ia bersiap untuk menyanyikan sebuah lagu yang sudah ia siapkan sejak beberapa hari yang lalu.

Malam ini, tepat pada saat malam minggu. Jinan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul ‘*Can't take my eyes.’

You're just too good to be true Can't take my eyes off of you You'd be like Heaven to touch I wanna hold you so much At long last, love has arrived And I thank God I'm alive You're just too good to be true Can't take my eyes off of you

Adira mendengarkan dengan seksama lagu yang di nyanyikan oleh Jinan. Ia tidak pernah menyangka kalau suara Jinan sebagus ini saat bernyanyi. Karena selama ini, laki-laki itu tidak pernah bernyanyi untuknya. Dan ini pertama kalinya.

Pardon the way that I stare There's nothin' else to compare The sight of you leaves me weak There are no words left to speak But if you feel like I feel Please let me know that it's real You're just too good to be true Can't take my eyes off of you

Hingga pada saat lirik ini, Jinan menatap dalam mata Adira. Mata cantik itu selalu membuat dirinya nyaman, karena Adira selalu bisa membuatnya luluh hanya dengan tatapan matanya. Jinan tersenyum sekilas sebelum melanjutkan nyanyinya.

I love you, baby And if it's quite alright I need you, baby To warm the lonely night I love you, baby Trust in me when I say Oh, pretty baby Don't bring me down, I pray Oh, pretty baby Now that I've found you, stay And let me love you, baby Let me love you

Keduanya hanyut dalam sebuah lagu yang sedang di nyanyikan, sesekali Adira juga ikut bernyanyi. Alunan gitar yang di mainkan oleh Jinan sangat mendukung suasana sekarang.

Hingga sampai pada akhir lagu, Jinan tidak berhenti menatap Adira. Dari awal ia bernyanyi bahkan sampai akhir, Jinan tetap menatap Adira. Begitupun dengan Adira.

Adira bertepuk tangan dan tersenyum, ia memberikan kedua jempolnya pada Jinan. Jinan hanya terkekeh dan meletakkan gitarnya, lalu berjalan mendekati Adira.

Adira berdiri dari duduknya. Kini keduanya berdiri berhadap-hadapan.

Lo keren, Ji. Gue gak nyangka suara lo sebagus itu pas nyanyi,” ucap Adira.

Gue pikir lo gak bakalan suka sama suara gue,” kata Jinan.

Suka kok!” seru Adira dengan cepat.

Jinan terkekeh, “kalau sama gue gimana, Dir? Sukanya bertambah atau malah berkurang?

Adira terdiam. Ia bingung menjawab perkataan Jinan. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, sedangkan Jinan hanya tertawa kecil melihat Adira.

Adira terkejut saat kedua tangannya di genggam oleh Jinan, laki-laki itu tersenyum ke arahnya dan mengusap tangannya yang di genggamnya.

Adira, ini udah satu bulan sejak kita pdkt kemarin. Gue rasa ini udah waktunya. Selama ini gue udah berusaha bikin lo mau nerima gue, gue udah berusaha semampu gue, Dir. Gue gak mau nunggu lama lagi, gue udah gak sanggup, haha.

Adira Carola, setelah sekian lama, apa lo udah mau menerima gue? Apa lo udah mau gue jadiin milik gue seutuhnya? Jadi milik gue dengan status ‘pacar Jinan’?

Adira, gue emang gak seromantis cowok lain. Gue cuma bisa ngelakuin ini semua, ini juga di bantu sama temen-temen gue.

And now I'm waiting for an answer from you. Will you be my lover? Please answer me.

Jinan menatap lekat mata Adira. Ia jelas gugup, ia sangat gugup. Ia juga tidak sabar menunggu jawaban dari Adira. Ia tidak mau semua usahanya sia-sia.

Adira tersenyum, ia menatap Jinan dengan lekat. Gadis itu mengusap pipi Jinan dengan lembut, setelah itu ia menggenggam tangan Jinan dengan erat.

Gue salut sama lo yang masih mau nunggu jawaban gue dan udah berusaha sampai detik ini.

Ji, lo keren banget, sumpah! Serius, gue aja sampai terkagum-kagum sama lo. Makasih, ya? Makasih udah mau nunggu, makasih udah mau berusaha sampai detik ini. Makasih, Ji.

And my answer is yes I will. I will be your girlfriend and I am yours.

Hah?! Sumpah?! Beneran?!” Jinan bertanya tidak menyangka.

Adira hanya mengangguk sambil tersenyum lebar. Jinan langsung berteriak kesenangan dan memeluk Adira dengan erat. Ia kepalang bahagia, ia sangat senang. Usaha laki-laki itu membuahkan hasil. Semuanya tidak berakhir sia-sia.

Adira sayang, gue sayang banget sama lo! Makasih udah mau nerima gue,” ucap Jinan sambil mengusap kedua pipi Adira. Matanya berkaca-kaca.

Adira terkekeh, “makasih juga, Jinan. Buat kejutan yang gak gue sangka ini. Jangan nangis dong!

Adira mengusap pipi Jinan yang basah oleh air mata. Jinan menangis karena ia terharu, memang lebay anaknya. Tapi, tidak bisa di pungkiri kalau sekarang keduanya sama-sama sedang bahagia.