Two precious men in my life.

Kalau ada kehidupan selanjutnya, aku bakalan minta bilang ke Tuhan. I want kak Jihoon to be my brother and kak Asa to be my boyfriend. Because you two are one of my happiness in this world.

Jihoon dan Asahi mendekati ranjang Arina dengan pelan. Keduanya bisa melihat Arina yang sedang berbaring sambil tersenyum ke arah mereka. Senyuman yang selalu mereka lihat setiap kali gadis itu tersenyum lebar ke arah mereka, senyumnya masih sama. Senyum Arina itu indah, cantik seperti wajahnya. Senyuman yang selalu menjadi candu untuk Asahi. Senyuman yang selalu menjadi menyebalkan untuk Jihoon, sekarang senyuman itu terasa sangat menyakitkan untuknya.

Asahi dan Jihoon tersenyum kala Arina menggenggam kedua tangan mereka. Tangannya yang dulu hangat, kini menjadi dingin. Asahi mengusap pipi Arina dengan lembut. Pipi yang dulunya sangat berisi, sekarang menjadi tirus. Jihoon mengusap rambut Arina, rambutnya masih selembut dulu. Keduanya menatap Arina dengan tatapan sendu. Padahal Arina menatap mereka dengan senyuman di bibirnya.

Arina, lo mau ketemu Bunda?” tanya Jihoon dengan suara serak.

Arina mengangguk, “iya, tapi Bunda gak dateng, ya?

Maaf ya, mereka gak dateng ke sini buat jenguk lo. Ayah masih sibuk,” ucap Jihoon.

It's okay, kak. Kalau gue gak bisa ketemu mereka sekarang, mungkin gue bisa ketemu mereka nanti.” Arina tersenyum.

Kamu mau jalan-jalan? Kita belum ketemu Bunda, loh. Kata Bunda, beliau mau ketemu kamu. Katanya mau masak bareng kamu, Na,” ucap Asahi dengan bibir yang bergetar.

Maaf ya, kak. Bilangin sama Bunda, aku gak bisa ketemu,” kata Arina.

Kak Ji, boleh gak aku minta satu permintaan?” tanya Arina.

Jihoon mengangguk dengan cepat, ia menghapus air matanya yang jatuh ke pipinya.

Bukan permintaan aneh-aneh kok. Aku cuma pengen kak Ji skripsi dengan nilai bagus! Terus nanti kak Ji wisuda, harus ambil banyak foto sama Ayah Bunda. Sama temen-temen kak Ji juga, buat kenang-kenangan. Nanti foto juga pake toga, aku pengen liat. Terus kalau kak Ji mau lanjut kerja, aku harap kerjanya gak berat-berat. Kasihan kak Ji nanti capek terus malah sakit. Jangan sampai kak Ji sakit! Nanti aku gak bisa jagain kak Ji, hehe.

Kak, nanti kalau kakak nikah, anaknya yang cewek harus mirip aku, ya! Biar kak Ji inget sama aku terus. Kak Ji juga harus cari istri yang baik, yang bisa jagain kak Ji, yang bisa ngertiin kak Ji. Pokoknya kak Jihoon harus bahagia!

Jihoon menangis mendengar ucapan Arina. Hatinya terasa sakit saat Arina mengucapkan banyak harapan-harapan dan doa untuknya di masa depan nanti. Jihoon sekarang ini adalah manusia yang sedang hancur. Ia tidak bisa menahan dirinya, ia terduduk di samping Arina, ia menggenggam tangan adiknya dengan erat. Jihoon, dia merasa sangat marah pada orang tuanya. Bahkan sampai sekarang, mereka masih belum bisa datang ke sini untuk Arina. Jihoon belum siap untuk semuanya. Ia merasa kalau ia belum bisa membahagiakan adiknya.

Kak Ji jangan nangis dong! Cengeng banget. Dulu kamu suka ngatain aku kalau aku nangis gara-gara di ledekin sama kamu. Tapi sekarang kamu malah nangis,” ejek Arina.

Arina menoleh ke Asahi yang sedang menundukkan kepalanya. Ia mengusap rambut Asahi, membuat laki-laki itu mendongakkan kepalanya. Asahi mengambil tangan Arina yang mengusap rambutnya, ia genggam dan ia cium punggung tangan kekasihnya itu. Membuat Arina tersenyum.

Kak Asa, makasih ya udah mau jadi pacar aku. Aku seneng banget bisa ketemu kamu, aku juga seneng bisa kenal kamu. Aku jugaa seneng banget bisa jadi pacar kamu. Ada banyak hal yang kita lakuin selama ini. Kamu udah bantuin aku buat ngerjain tugas kuliah, padahal kita beda jurusan dan beda angkatan. Kamu baik banget sama aku. Kamu selalu datang ke rumah aku pas aku lagi red day, kamu selalu nemenin aku sampai aku ketiduran. Kamu yang selalu khawatir pas aku sakit. Aku berterimakasih banget sama kamu, kak.

Kamu orang baik, kak. Kamu pantas buat dapat seseorang yang bisa jagain kamu selamanya, yang bisa nemenin kamu sampai tua nanti, yang selalu ada di deket kamu. Kamu juga pantas buat dapat kebahagiaan. Aku harap kamu bahagia, ya? Kamu gak boleh kebanyakan sedih, gak boleh banyak nangis. Kamu harus bahagia. M-maaf aku g-gak bisa nemenin kamu lagi, kak.” kini Arina terisak, ia menangis saat mengucapkan kalimat demi kalimat untuk kekasihnya, Asahi. Hatinya sesak. Asahi juga ikut menangis, ia menunduk sambil menggenggam tangan Arina.

Kalau kamu ketemu sama perempuan baru, kamu harus sayangi dia, kasih dia banyak cinta, jangan cuek ke dia! Kamu harus bahagiakan dia, gak boleh bikin dia sedih atau nangis. Nanti aku bakalan marah sama kamu kalau kamu bikin dia nangis atau sedih.

Kak, makasih buat 8 bulannya, makasih buat semua kenangan yang kamu kasih ke aku, makasih udah mau di samping aku selama 8 bulan ini. Meski cuma 8 bulan, tapi ini sangat berarti buat aku, kak. You deserve someone better than me. I also love you very much, even to this moment.

Asahi menangis dengan kencang saat Arina menyelesaikan kalimatnya. Hatinya sesak, ia merasa kalau hatinya hancur. Asahi tidak sanggup untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Air matanya tidak mau berhenti mengalir. Asahi ingin marah. Ia marah pada takdir yang membuatnya menangis seperti ini. Ia marah pada semesta yang tidak adil untuknya. Asahi sangat marah sekaligus sedih.

Na, You also deserve more happiness than this. You also deserve a special place where you can rest. I really love you, sampai aku pengen marah sama semesta. Karena semesta gak adil buat kita, Na. Takdir itu jahat,” ucap Asahi.

Nafas Arina mulai tersengal-sengal, gadis itu berusaha menggapai pipi Jihoon untuk mengusap air mata kakaknya yang masih saja mengalir. Jihoon semakin menangis, ia menggenggam erat tangan Arina. Arina juga mengusap pipi Asahi. Gadis itu masih sempat tersenyum bahkan saat mendekati ajalnya.

K-kak, bilang s-sama Bunda dan A-Ayah, kalau a-aku sayang b-banget sama m-mereka. M-maaf belum b-bisa banggain mereka. Maaf aku g-gak pamit s-secara langsung. M-makasih udah m-mau ngerawat a-aku. Aku mau i-istirahat.” Arina berucap dengan terbata-bata, nafasnya sudah semakin pendek.

Kak Ji, makasih u-udah mau j-jadi kakak a-aku. Aku s-sayang banget sama k-kak Ji.

K-kak Asa, makasih b-buat semuanya. A-aku sayang banget sama k-kamu.

T-tolong bilang ke R-Reina sama Y-Yedam k-kalau aku sayang b-banget sama mereka.

Aku pamit, ya? Sampai ketemu di kehidupan selanjutnya kalau Tuhan mengizinkannya.