Us; You said you love me

Ini adalah sebuah laporan; dari saya, untuk yang pertama kalinya, kepada semesta dan semua orang yang membacanya.

Beberapa bulan yang lalu, saya sudah berniat untuk tidak jatuh hati lagi setelah saya merelakan seseorang pergi, karena saya lelah berada di status yang tidak jelas. Lalu saya bertemu orang baru. Teman saya tahu kalau dia adalah orang baik. He’s friendly, smart, good at playing guitar. I like him. Tapi, setelah itu, semuanya sama saja. Saya dan dia berteman, lalu kemudian, we’re strangers again.

Saya cukup dibuat patah hati dan sangat amat sedih. Tapi, saya pikir-pikir, tidak ada gunanya bersedih karena orang yang sudah menjadi asing lagi seperti dulu. Apalagi setelah itu, kita benar-benar tidak ada interaksi sama sekali. Pernah saat itu hanya berinteraksi sekali, perihal dia yang ingin mengirimkan saya makanan. Kemudian, sudah, begitu saja. Kita kembali tidak mengobrol.

Selang beberapa lama, saya sadar kalau masih ada dia yang awalnya menjadi teman saya. Dia ... Baik, baik sekali. Dia hebat, dia keren, dia berbakat, dia jago membuat saya salah tingkah. Padahal dia hanya melakukan hal kecil, tapi, saya tetap salah tingkah.

Dari situ, saya menaruh hati padanya. Dengan harapan, setelah ini hati saya tidak dipatahkan. Saya amat sangat bahagia dengannya. Kami berteman baru sebentar, dekat juga bulan yang lalu. Namun, ternyata saya salah. Saya harus melihat dia menyukai orang lain dan menyaksikan dia yang sedang salah tingkah karena orang lain. Saya hanya bisa pura-pura mendukungnya, padahal hati saya sudah kacau hancur berkeping-keping.

Tapi, setelah saya melewati semua itu. Saya berhasil membuat dirinya menjadi milik saya. Awalnya saya berpikir kalau saya tidak mempunyai kesempatan karena dia pernah bilang kalau dia tidak sedang menyukai siapa-siapa. Tapi, sekarang dia menjadi milik saya. Entah sampai kapan. Namun, saya beruntung sekali. Saya merasa menjadi manusia paling bahagia saat itu. Saya seperti orang gila karena teringat ketika dia memberikan saya pilihan untuk menjadi pacarnya. Saya harus menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’. Saya senang sekali. Saya benar-benar memiliki kesempatan untuk memilikinya.

Harsa Adjikala.

A name that fits him perfectly.

Entah sampai kapan kita akan bersama. Tapi, ingat, kalau saya beruntung memiliki kamu, saya senang bertemu kamu, saya senang bisa menjadi milik kamu, saya senang menghabiskan waktu bersama kamu. Intinya saya senang dan bahagia karena ada kamu.

Maybe we won't be together much longer or maybe just for a little while. But, I'm glad to meet you. Nice to meet you, Harsa Adjikala. Every second that we pass, I’ll always remember forever. Remember that I love you so much from here. I hope you’re always happy.

Laporan yang pertama, sudah selesai.