We are still friends.

Adira menghela nafasnya, ia berusaha untuk tidak gugup karena akan bertemu Javiro. Adira membuka pintu balkonnya, ia keluar dan melihat Javiro yang sedang menyender di balkon kamarnya. Kamar keduanya hanya terpisah oleh balkon, sehingga mereka sering melihat bintang bersama di balkon masing-masing.

Javiro tersenyum saat melihat Adira, Adira juga ikut tersenyum. Meski ia merasa suasananya canggung, ia berusaha untuk tetap seperti biasa. Keduanya terdiam, hanya ada suara jangkrik yang terdengar di antara mereka. Adira juga bingung kenapa Javiro mengajaknya mengobrol di balkon.

Dir,” panggil Javiro.

Hm,” sahut Adira.

Javiro membasahi bibirnya sebelum melanjutkan ucapannya, “maaf karena gue udah suka sama lo. Maaf juga karena gue confess ke lo di saat lo pacaran sama Jinan. Gue gak bermaksud buat hubungan kalian renggang, gue cuma mau confess aja. Biar gue lega. Seengaknya lo tau kalau gue suka sama lo.

Adira menatap Javiro, keduanya saling bertatapan. “Gak perlu minta maaf, Jav. Suka sama seseorang itu hak semua orang. Gue juga gak bisa nyalahin lo, karena lo gak salah. Thank you for confessing to me. But you know that I already have a boyfriend, I'm sorry.

Javiro tersenyum, “iya, gue tau kok. Setelah ini jangan canggung, ya? Kayak biasanya aja.

Adira mengangguk, “tapi gue gak janji.

Javiro mengerutkan keningnya, “kenapa?

Gue malu, anjing! Masa sahabat gue suka sama gue,” kata Adira. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Javiro tertawa, “hahaha, lucu banget.

Gak jelas!” sungut Adira.

Masuk sana, Dir. Udaranya dingin,” ujar Javiro.

Tadi katanya di suruh keluar balkon,” ucap Adira.

Ya kan ngobrolnya udah selesai. Sana lo masuk,” ucap Javiro dengan nada mengusir.

Adira berdecak. Ia baru saja akan masuk ke dalam kamarnya, tapi Javiro malah memanggilnya. Membuatnya menghentikan langkahnya.

Nanti gue kasih tau Jinan tentang ini,” kata Javiro.

Jav?!

Javiro mengangguk, “it's okay, Dir. Gapapa. Dia gak bakalan ngapa-ngapain gue.

Tapi, Jav–

Udah sana lo masuk kamar, besok sekolah. Gue masuk dulu deh, ya. Good night, Adira.” Javiro membalikkan badannya dan berjalan masuk ke dalam kamarnya. Ia menutup pintu balkonnya dan menutup tirainya.

Adira masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan campur aduk. Ia takut hubungan pertemanan ia dan Javiro akan renggang. Tapi Javiro bilang kalau mereka harus tetap seperti biasanya, mereka tidak perlu menjadi canggung. Tetapi itu sangat susah, karena sahabatmu baru saja menyatakan perasaannya. Apalagi Adira sudah memiliki Jinan sebagai kekasihnya.