aireanora

Arina dan Asahi sedang sibuk bekerja di dapur, sebenarnya hanya Arina saja. Soalnya Asahi hanya memperhatikan Arina.

Terhitung ada 5 bungkus mie yang akan di masak. Arina sedang merebus airnya dan menunggu airnya mendidih. Sambil menunggu, Arina membuka bungkus bumbu mie dan di tuangkan ke dalam piring besar yang sudah mereka siapkan.

Setelah airnya mendidih, baru lah Arina memasukkan mienya ke dalam panci. Sambil menunggu, Arina memainkan ponselnya. Sedangkan Asahi hanya duduk sambil memperhatikan Arina.

Cantik banget kamu,” ucap Asahi.

Membuat Arina menoleh ke arahnya, lalu terkekeh.

Iya dong, aku mirip Bunda. Makanya cantik,” katanya.

Pantesan kamunya cantik, Bundamu juga cantik,” ujar Asahi.

Arina tertawa, “apaan sih, kak Asa. Mau gombal, ya?

Asahi menggeleng, “gak gombal, ini beneran.

“Iya deh iya.*” lalu Arina beranjak untuk mengaduk mienya.

Selesai memasak mie, keduanya duduk di ruang makan. Di depan mereka ada piring besar yang berisi mie yang lumayan banyak. Dari baunya saja sudah tercium kalau mienya akan sangat pedas. Maka dari itu, Arina menyiapkan susu dan air putih. Jaga-jaga kalau kepedasan.

Sebelum memakannya, Arina menyiapkan kamera untuk merekam mereka berdua. Kan lumayan di jadikan kenang-kenangan.

Nah, udah selesai. Ayo, kita makan. Jangan lupa berdoa,” ucap Arina.

Keduanya mulai berdoa, setelah itu baru memakan mienya. Doakan mereka baik-baik saja setelah makan mienya.

Kelas sudah mulai sepi, teman-temannya juga sudah pergi duluan ke parkiran. Kini Orel berjalan sendirian menuju toilet. Sebelum itu, Orel mengambil gantungan kuncinya yang ada di lacinya. Karena tadi sempat di lepas untuk di mainkan olehnya.

Orel berjalan sambil bersenandung kecil. Ia melewati lapangan basket yang sudah ramai oleh anak-anak basket.

Saking fokusnya melihat ke arah lapangan basket, Orel tidak sengaja menabrak bahu seseorang. Membuat keduanya meringis.

Orel ingin marah, tapi saat melihat siapa yang ia tabrak, Orel langsung mengurungkan niatnya. Karena itu adalah Rajendra Aditama. Ya, betul. Crush Orel.

Bayangkan betapa malunya Orel sekarang, rasanya ia ingin melebur bersatu dengan angin dan menghilang dari hadapan Rajendra.

Keduanya saling bertatapan, sampai akhirnya Orel memutuskan untuk lari menjauhi Rajendra tanpa bilang sepatah kata.

Woy!” seru Rajendra.

Laki-laki itu menatap Orel yang sudah semakin menjauh. Rajendra berdecak dan berniat untuk lanjut pergi ke ruang OSIS. Tapi, kakinya tak sengaja menginjak sesuatu.

Rajendra menengok ke bawah dan menemukan gantungan kunci. Sudah di pastikan itu milik gadis yang tadi menabrak bahunya. Rajendra mengambilnya, siapa tau ia bisa mengembalikannya saat bertemu lagi dengan gadis itu.

Setelah memutuskan untuk pergi ke kantin, satelite zone pergi ke kantin bersama-sama. Tentunya di traktir oleh Carlo, si anak kaya raya. Yang lainnya juga termasuk anak kaya raya kok, cuma Carlo itu di level paling atas.

Orel dan teman-temannya memilih tempat duduk yang biasa mereka tempati, di ujung. Karena tempatnya nyaman dan tidak terlalu ramai.

Tempat itu selalu kosong karena mereka semua tau kalau itu adalah tempat milik satelite zone. Padahal Orel dan teman-temannya tidak mempermasalahkan siapapun yang ingin duduk di sana. Toh, bangku itu milik sekolah.

Kalian mau pesen apa? Biar gue bayarin,” kata Carlo.

Gue bakso sama es jeruk,” ucap Orel.

Gue samaan kayak Orel aja,” sahut Caca.

Carlo menatap Jie, “lo mau apa?

Gue nasi goreng sama es teh aja deh,” ucap Jielo.

Carlo mengangguk lalu pergi untuk memesan makanan mereka berempat. Sisanya menunggu di meja sambil berbincang-bincang.

Eh, tadi lo liat gak si kak Haikal di hukum?” tanya Caca.

Jielo dan Orel serempak menggeleng, karena mereka tidak melihat Haikal yang sedang di hukum.

Kenapa kok di hukum” tanya Orel.

Gara-gara telat, terus di hukum bersihin lapangan sama kak Rajen,” jelas Caca.

EH! Kan ini jamkos, kak Rajen ada dimana, ya?” tanya Orel sambil melihat ke sekitar kantin.

Palingan bentar lagi ke sini,” sahut Jielo.

Sudah cukup lama mereka berdua keliling kota, keduanya pun merasa lapar. Asahi menjalankan motornya menuju McD terdekat. Karena Arina ingin makan di sana.

Asahi memesan menu seperti biasanya. Sedangkan Arina menunggu di tempat duduk paling pojok dekat jendela. Karena mereka berdua tidak suka keramaian.

Asahi kembali dengan nampan di tangannya, Arina tersenyum lebar melihatnya. Perutnya sudah keroncongan, tidak sabar untuk memakan ayam yang baunya sangat khas.

Mereka makan dengan sesekali berbincang. Membicarakan banyak hal, terkecuali tentang menghilangnya Arina seminggu yang lalu. Asahi tidak menyinggung tentang hal itu. Karena yang ia tau adalah Arina pergi ke rumah neneknya dan hpnya di sita oleh kakaknya.

Kamu udah mulai kuliah lagi?” tanya Asahi.

Arina mengangguk, “iya, aku udah ketinggalan banyak materi. Harus nyatet banyakk.

Asahi terkekeh, “lagian pergi ke rumah nenek kok lama banget.” Arina hanya tersenyum mendengarnya.

Arina, may i ask you something?” tanya Asahi. Arina hanya mengangguk.

Kamu keliatan pucet, keliatan kurusan juga. Kamu gapapa, kan?” tanya Asahi. Membuat Arina seketika terdiam, cukup terkejut dengan pertanyaan Asahi.

Jaehyuk sama Mashiho juga bilang kalau kamu pucet dan kurusan gitu,” ucap Asahi. “Is everything okay?

Arina tersenyum, “aku baik-baik aja, kak. Everything is alright, ga usah khawatir.

Terus kenapa kamu jadi kurusan gini? Kamu diet?” Asahi memicingkan matanya.

Arina menggeleng pelan, “ngga, aku ga diet. Aku gapapa kok, beneran deh.

Asahi menghela nafasnya, “kamu bilang gapapa, tapi aku tetep khawatir sama kamu.

Everything is fine, I am fine. I'm not ready to tell everything,” ucap Arina lalu bangkit dari duduknya dan meninggalkan Asahi.

Gadis itu pergi keluar terlebih dahulu, meninggalkan Asahi yang termenung dengan ucapan Arina baru saja. Apa yang akan di ceritakan oleh Arina? Apa yang belum Asahi ketahui tentang gadis itu?

I hope it's not a bad story, Arina,” gumam Asahi lalu menyusul Arina.

Sore ini, Asahi akan bertemu dengan kekasihnya. Setelah satu minggu tidak bertemu, rasa rindunya sangat amat besar. Pertemuan yang sangat ia dambakan sejak beberapa hari yang lalu, akhirnya terkabulkan.

Dengan pakaian santainya, celana selutut, kaos dan jaket denimnya. Asahi mengendarai motor kesayangannya, menuju ke rumah Arina. Motor yang selalu di bawa kemana-mana saat Arina mengajaknya jalan-jalan.

Rasa senangnya tidak bisa di tutupi, ingin sekali cepat-cepat bertemu dengan kekasih hatinya.

Setelah menempuh perjalanan, Asahi sampai di rumah Arina. Ia turun dari motornya, segera mengabari kekasihnya kalau ia sudah sampai di depan rumahnya.

Arina datang dengan terburu-buru. Gadis itu menggunakan kaos dan celana panjang, juga mengenakan jaket.

Asahi menatap Arina dengan lekat, dari ujung bawah sampai ujung atas. Arina tampak terlihat cantik. Tapi, benar kata Jaehyuk. Bahwa Arina terlihat kurus dan sedikit pucat.

Hai, nunggu lama?” tanya Arina dengan senyumnya.

Asahi menggeleng, “belum kok. Udah lama ga ketemu, kamu apa kabar?

Aku baik dong, kak Asa apa kabar?” ucap Arina.

Kakak baik, cuma kangen banget sama pacarku yang cantik ini,” ucap Asahi sambil mencubit pipi tirus milik Arina.

Arina terkekeh, “Sekarang aja, yuk? Nanti malah terlalu sore.

Asahi mengangguk. Memberikan helm kepada Arina dan membantu gadis itu memakai helmnya. Setelah itu keduanya meninggalkan pekarangan rumah Arina.

Arina tampak senang. Karena setelah satu minggu di rumah sakit, akhirnya ia bisa menghirup udara segar lagi. Rasanya sudah lama ia tidak pergi keliling kota dengan motor Asahi. Rasanya selalu sama setiap ia pergi bersama Asahi. Masih menyenangkan. Mungkin akan selamanya menyenangkan.

Sore ini, Asahi akan bertemu dengan kekasihnya. Setelah satu minggu tidak bertemu, rasa rindunya sangat amat besar. Pertemuan yang sangat ia dambakan sejak beberapa hari yang lalu, akhirnya terkabulkan.

Dengan pakaian santainya, celana selutut, kaos dan jaket denimnya. Asahi mengendarai motor kesayangannya, menuju ke rumah Arina. Motor yang selalu di bawa kemana-mana saat Arina mengajaknya jalan-jalan.

Rasa senangnya tidak bisa di tutupi, ingin sekali cepat-cepat bertemu dengan kekasih hatinya.

Setelah menempuh perjalanan, Asahi sampai di rumah Arina. Ia turun dari motornya, segera mengabari kekasihnya kalau ia sudah sampai di depan rumahnya.

Arina datang dengan terburu-buru. Gadis itu menggunakan kaos dan celana panjang, juga mengenakan jaket.

Asahi menatap Arina dengan lekat, dari ujung bawah sampai ujung atas. Arina tampak terlihat cantik. Tapi, benar kata Jaehyuk. Bahwa Arina terlihat kurus dan sedikit pucat.

Hai, nunggu lama?” tanya Arina dengan senyumnya.

Asahi menggeleng, “belum kok. Udah lama ga ketemu, kamu apa kabar?

Aku baik dong, kak Asa apa kabar?” ucap Arina.

Kakak baik, cuma kangen banget sama pacarku yang cantik ini,” ucap Asahi sambil mencubit pipi tirus milik Arina.

Arina terkekeh, “Sekarang aja, yuk? Nanti malah terlalu sore.

Asahi mengangguk. Memberikan helm kepada Arina dan membantu gadis itu memakai helmnya. Setelah itu keduanya meninggalkan pekarangan rumah Arina.

Arina tampak senang. Karena setelah satu minggu di rumah sakit, akhirnya ia bisa menghirup udara segar lagi. Rasanya sudah lama ia tidak pergi keliling kota dengan motor Asahi. Rasanya selalu sama setiap ia pergi bersama Asahi. Masih menyenangkan. Mungkin akan selamanya menyenangkan.

Sore ini, Asahi akan bertemu dengan kekasihnya. Setelah satu minggu tidak bertemu, rasa rindunya sangat amat besar. Pertemuan yang sangat ia dambakan sejak beberapa hari yang lalu, akhirnya terkabulkan.

Dengan pakaian santainya, celana selutut, kaos dan jaket denimnya. Asahi mengendarai motor kesayangannya, menuju ke rumah Arina. Motor yang selalu di bawa kemana-mana saat Arina mengajaknya jalan-jalan.

Rasa senangnya tidak bisa di tutupi, ingin sekali cepat-cepat bertemu dengan kekasih hatinya.

Setelah menempuh perjalanan, Asahi sampai di rumah Arina. Ia turun dari motornya, segera mengabari kekasihnya kalau ia sudah sampai di depan rumahnya.

Arina datang dengan terburu-buru. Gadis itu menggunakan kaos dan celana panjang, juga mengenakan jaket.

Asahi menatap Arina dengan lekat, dari ujung bawah sampai ujung atas. Arina tampak terlihat cantik. Tapi, benar kata Jaehyuk. Bahwa Arina terlihat kurus dan sedikit pucat.

Hai, nunggu lama?” tanya Arina dengan senyumnya.

Asahi menggeleng, “belum kok. Udah lama ga ketemu, kamu apa kabar?

Aku baik dong, kak Asa apa kabar?” ucap Arina.

Kakak baik, cuma kangen banget sama pacarku yang cantik ini,” ucap Asahi sambil mencubit pipi tirus milik Arina.

Arina terkekeh, “Sekarang aja, yuk? Nanti malah terlalu sore.

Asahi mengangguk. Memberikan helm kepada Arina dan membantu gadis itu memakai helmnya. Setelah itu keduanya meninggalkan pekarangan rumah Arina.

Arina tampak senang. Karena setelah satu minggu di rumah sakit, akhirnya ia bisa menghirup udara segar lagi. Rasanya sudah lama ia tidak pergi keliling kota dengan motor Asahi. Rasanya selalu sama setiap ia pergi bersama Asahi. Masih menyenangkan. Mungkin akan selamanya menyenangkan.

Sore ini, Asahi akan bertemu dengan kekasihnya. Setelah satu minggu tidak bertemu, rasa rindunya sangat amat besar. Pertemuan yang sangat ia dambakan sejak beberapa hari yang lalu, akhirnya terkabulkan.

Dengan pakaian santainya, celana selutut, kaos dan jaket denimnya. Asahi mengendarai motor kesayangannya, menuju ke rumah Arina. Motor yang selalu di bawa kemana-mana saat Arina mengajaknya jalan-jalan.

Rasa senangnya tidak bisa di tutupi, ingin sekali cepat-cepat bertemu dengan kekasih hatinya.

Setelah menempuh perjalanan, Asahi sampai di rumah Arina. Ia turun dari motornya, segera mengabari kekasihnya kalau ia sudah sampai di depan rumahnya.

Arina datang dengan terburu-buru. Gadis itu menggunakan kaos dan celana panjang, juga mengenakan jaket.

Asahi menatap Arina dengan lekat, dari ujung bawah sampai ujung atas. Arina tampak terlihat cantik. Tapi, benar kata Jaehyuk. Bahwa Arina terlihat kurus dan sedikit pucat.

Hai, nunggu lama?” tanya Arina dengan senyumnya.

Asahi menggeleng, “belum kok. Udah lama ga ketemu, kamu apa kabar?

Aku baik dong, kak Asa apa kabar?” ucap Arina.

Kakak baik, cuma kangen banget sama pacarku yang cantik ini,” ucap Asahi sambil mencubit pipi tirus milik Arina.

Arina terkekeh, “Sekarang aja, yuk? Nanti malah terlalu sore.

Asahi mengangguk. Memberikan helm kepada Arina dan membantu gadis itu memakai helmnya. Setelah itu keduanya meninggalkan pekarangan rumah Arina.

Arina tampak senang. Karena setelah satu minggu di rumah sakit, akhirnya ia bisa menghirup udara segar lagi. Rasanya sudah lama ia tidak pergi keliling kota dengan motor Asahi. Rasanya selalu sama setiap ia pergi bersama Asahi. Masih menyenangkan. Mungkin akan selamanya menyenangkan.

Sore ini, Asahi akan bertemu dengan kekasihnya. Setelah satu minggu tidak bertemu, rasa rindunya sangat amat besar. Pertemuan yang sangat ia dambakan sejak beberapa hari yang lalu, akhirnya terkabulkan.

Dengan pakaian santainya, celana selutut, kaos dan jaket denimnya. Asahi mengendarai motor kesayangannya, menuju ke rumah Arina. Motor yang selalu di bawa kemana-mana saat Arina mengajaknya jalan-jalan.

Rasa senangnya tidak bisa di tutupi, ingin sekali cepat-cepat bertemu dengan kekasih hatinya.

Setelah menempuh perjalanan, Asahi sampai di rumah Arina. Ia turun dari motornya, segera mengabari kekasihnya kalau ia sudah sampai di depan rumahnya.

Arina datang dengan terburu-buru. Gadis itu menggunakan kaos dan celana panjang, juga mengenakan jaket.

Asahi menatap Arina dengan lekat, dari ujung bawah sampai ujung atas. Arina tampak terlihat cantik. Tapi, benar kata Jaehyuk. Bahwa Arina terlihat kurus dan sedikit pucat.

Hai, nunggu lama?” tanya Arina dengan senyumnya.

Asahi menggeleng, “belum kok. Udah lama ga ketemu, kamu apa kabar?

Aku baik dong, kak Asa apa kabar?” ucap Arina.

Kakak baik, cuma kangen banget sama pacarku yang cantik ini,” ucap Asahi sambil mencubit pipi tirus milik Arina.

Arina terkekeh, “Sekarang aja, yuk? Nanti malah terlalu sore.

Asahi mengangguk. Memberikan helm kepada Arina dan membantu gadis itu memakai helmnya. Setelah itu keduanya meninggalkan pekarangan rumah Arina.

Arina tampak senang. Karena setelah satu minggu di rumah sakit, akhirnya ia bisa menghirup udara segar lagi. Rasanya sudah lama ia tidak pergi keliling kota dengan motor Asahi. Rasanya selalu sama setiap ia pergi bersama Asahi. Masih menyenangkan. Mungkin akan selamanya menyenangkan.